Kubuka tudung saji di meja makan. Setumpuk ikan lele berjajar dengan bumbu kuning membuatku lari tunggang langgang. Aku keluar ruang makan dan nafsu makan pun lenyap.
"Maaf Pak Lurah, saya tidak suka lele. Saya takut Pak."
"Wo iya to Pak Pradi. Lele itu istimewa lho. Enak sekali. Kok bisa Pak Pradi takut lele. Ayo dicoba, kan belum mencoba masakan istri saya." Pak Lurah tetap memaksa.
"Tidak Pak Lurah terima kasih. Saya sudah kenyang melihat lele sebanyak itu. Makan siang itu diberikan ke karyawan saya saja Pak. Tentu mereka senang. Boleh kan Pak?"
"Ya ya ya...tentu boleh Pak Pradi."
Geli bercampur takut melihat ikan lele segunung. Namun, bagi mereka itu menu istimewa. Sejak kecil aku tidak mau makan lele. Bagiku binatang satu ini memang menakutkan. Melihat kepala lele aku membayangkan sesuatu yang menakutkan. Lebih baik aku makan tempe goreng, sambel, dan kerupuk. Menu ini lebih laik menurutku daripada ikan lele.
***
Handphoneku bergetar. Dias memanggilku.
"Assalamualaikum, gimana Dias?"
"Mas, kemarin aku sms, kok tidak dibalas? Kita harus foto prewedding kan. Kapan kamu ada waktu?"
"Oh ya, aku tidak menerima SMS kamu. Waduh, kapan ya? Aku masih sibuk. Sekarang aku sedang di Kali Kuning. Sebentar lagi ke bengkel ngecek mobil-mobil yang harus diperbaiki. Kemudian aku ke Griya Molek, ngecek para tukang yang merenovasi rumah." Jawabku panjang penuh alasan.