Meski kondisi pada tahun-tahun awal bersiaran tak jauh berbeda dengan ANTV, Global TV lebih beruntung dari segi keuangan lantaran mendapat back-up sumber daya dari RCTI (khususnya terkait penggunaan infrastruktur).
Sebagai tambahan informasi, Bimantara Citra juga sempat memiliki sebagian saham di Metro TV sebelum dilepas pada tahun 2003.
Bersamaan dengan itu pula lahir sejumlah stasiun TV lokal yang hanya beroperasi menjangkau wilayah tertentu seperti JakTV, O Channel (terafiliasi dengan SCTV di bawah naungan Emtek Group), Bali TV, JTV, dan lain-lain.
2006-2011: Tren Merger dan Akuisisi Serta Rebranding
Banyaknya investor yang berlomba-lomba masuk ke industri TV menyebabkan konsekuensi meningkatnya persaingan antar pemain.
Namun hal ini tak selalu dibarengi dengan pertumbuhan kue iklan secara keseluruhan.
Situasi ini menjadikan industri TV menjadi kurang sehat karena adanya potensi "perang harga" yang justru bisa membuat sebuah stasiun TV masuk dalam jurang kebangkrutan.
Selain itu, tidak jarang terjadi "homogenisasi program" lantaran nyaris tidak ada satupun pemain yang mau mengalah.
Konsekuensinya, merger dan akuisisi adalah sebuah keniscayaan dimulai dari MNC Group yang berhasil mengkonsolidasikan beberapa stasiun TV yang diakuisisi oleh Global Mediacom sebelum 2004.
Tren ini kemudian berkembang ketika Trans Media memutuskan untuk mengakuisisi TV7 pada Agustus 2006, yang kemudian berganti nama menjadi Trans7.
Langkah ini turut menjadikan Trans Media mencapai masa keemasannya hingga awal tahun 2014.