''Rhea, semangat!''
''Siap, aku akan lakukan yang terbaik. Aku pergi, ya.''
Sembari berjalan dan meninggalkan keluarganya, ia bertemu dengan Yuri dan Bora yang saat itu juga pergi meninggalkan keluarga mereka di depan gerbang masuk tempat ujian. Tak berbeda dengan yang lainnya, Gangga pun sangat matang persiapannya untuk mengikuti ujian masuk universitasnya. Bahkan, bisa dibilang orang yang paling hapal dengan berbagai jenis soal dan tingkat kesulitan soalnya. Dan Dikta, ia juga sudah cukup dengan kesetengahan siapnya seperti Rhea. Tapi, itu tidak akan masalah.
Ujian masuk universitas kala itu dilakukan mereka dengan baik dan lancar. Semua focus mengerjakan soal-soal yang dituliskan untuk mereka taruhkan menjadi kesuksesan mereka. Mereka asyik sendiri menjawab soal-soal itu.
Hari kelulusan tiba, semua siswa di sekolah terutama kelas 3-A6 telah siap mendengar nama mereka untuk dipanggil ke depan dan dikalungkan medali lalu menerima buku laporan kelulusan.
''Berikutnya, Gangga Arkata.'' Dengan tegas Pak Toni menyebut nama siswa kebanggaannya itu dan melanjutkan pembicaraanya setelah Gangga maju ke depan untuk mendengar sambutan Pak Toni.
''Nama, Gangga Arkata. Siswa ini telah menyelesaikan 3 tahun masa SMA dengan sangat baik. Maka,saya beri buku laporan padamu. Selamat!''
''Ah, aku gagal. Aku mengacaukannya lagi. Haha...untung saja esai yang ku tulis membantuku.'' Keluh Rhea pada teman-temannya setelah ujian masuk universitas itu selesai dua hari lalu saat acara kelulusan.
Sama halnya seperti Dikta, ia belum lolos masuk jurusan pendidikan olahraga karena nilai akademiknya masih kurang. Namun, ia tida berhenti di situ dan akan berjuang lebih kera tahun depan.
''Sepertinya aku juga harus mengulang ujian masuk universitas lagi tahun depan. Aku sedang mencari tempat les. Aku akan masuk kuliah tahun depan, hehe...''
''Aku yakin kau pasti berhasil. Coba bandingkan nanti nilaimu dengan yang sebelumnya pasti akan meningkat.'' Gangga ikut menyemangati sahbatnya.