''Kamu itu anak pintar. Kenapa kamu kabur dari rumah tanpa membawa apa-apa? Huh... kita sudah jauh-jauh ke pantai aku pikir kita akan makan barbeque.''
''Hehe, maaf. Ini kabur dari rumah yang tidak aku rencanakan.''
''Tapi kita juga suka walau hanya berkumpul makan di pinggir pantai seperti ini. Ehem... Bagaimana keadaanmu hari ini? Bagaimanakah kesanmu setelah kabur dari rumah untuk pertama kalinya dalam hidupmu?'' Rhea bertingkah seperti seorang wartawan yang sedang mewawancarai secara live.
''Ah... bagaimana ya? Hanya, aku merasa bodoh.''
''Apa-apaan? Murid peringkat satu berkata seperti itu?'' Lagi-lagi Dikta selalu comment dengan apa yang Gangga katakan.
Gangga tidak menghiraukannya, ia melanjutkan pembicaraannya.
''Saat aku berdiri di jalanan, aku tidak tahu harus pergi kemana. Jadi, aku hanya jalan tanpa memikirkan apa-apa. Setelah aku berjalan dan berjalan lagi, aku sampai ke pantai. Setelah terus menunggu, kalian datang. Dan aku pikir, ini bukan hal yang buruk. Mungkin aku akan melakukannya lagi lain kali. Hahaha...''
Kadang, kita memang akan mendapatkan hal yang lebih berharga saat kita berada jauh dari tujuan awal dan kehilangan arah. Mereka semua menghabiskan waktu bersama untuk mengakhiri langit yang mulai sekarang sudah mulai berwarna pink-orange dan bermain dengan air asin pantai.
''Matahari mulai terbenam. Haruskah kita pulang sekarang?'' Yuri melihat mata sapi itu dengan berdiri dari teman-temannya yang sedang terduduk.
Namun, taka da yang ingin pulang sekarang. Mereka masih ingin menikmat masa remajanya itu.
''Saat kamu bilang kamu ingin mati, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya akan sangat menyesal jika itu benar-benar terjadi hingga kau menghilang.''