Mohon tunggu...
Rizkikazahra
Rizkikazahra Mohon Tunggu... Penulis - chill bro', chill vibes✨, with the cherry on top🍒

Live, chase, run, happy happy^^

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beri Waktu, yang Termangu Akan Temukan Pelabuhannya

9 Februari 2021   20:45 Diperbarui: 9 Februari 2021   21:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Apa-apaan kamu? Kenapa tiba-tiba muncul? Katakana padaku. Kenapa kamu pindah ke sekolah ini? Apa kamu sudah gila? Kamu ingin membuat aku menderita lagi?''

''Yuri, tenanglah. Aku juga tidak tahu kamu bersekolah di sini. Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi. Aku bukannya sengaja pindah ke sekolah ini.'' Kale menjawab dengan tenang seperti biasanya.

''Kale, ini permintaanku. Berpura-puralah untuk tidak mengenaliku di sekolah ini.jangan menyapaku juga karena kita tidak saling kenal. Kita baru bertemu hari ini. Mengerti?''

''baiklah, aku sudah mengerti. Jadi, berhentilah memarahiku. Aku minta maaf soal itu. sekarang, aku adalah orang yang berbeda dengan masa laluku. Aku berubah semenjak aku dikeluarkan dari sekolah itu.''

Yuri tidak menggubris kalimat yang dilontarkan padanya dan pergi meinggalkan Kale sendiri dengan terburu-buru. Hatinya semakin hancur karena Kale masih merasa bersalah pada Yuri 2 tahun lalu bahkan masih terbawa hingga sekarang. Terlambat, nasi sudah menjadi bubur. Yuri masih belum bisa mengikhlaskan permintaan maaf  Kale. Semua dikarekanakan karena membuat Yuri sampai pindah sekolah untuk mengatasi traumanya.

 

105 hari menuju  Ujian Masuk Universitas

Berusaha menata hidup kembali setelah jatuh tanpa berusaha bangun untuk sekian lama, rasanya seperti memanjat sumur. Barangkali, karena itu selama ini ia memilih pasrah menggantung nasib pada waktu yang akan datang dan keajaiban yang mungkin hadir, pikir Rhea. Ia akan memulai kembali hidunya seperti biasa. Membuka jendela untuk melihat matahari pagi, mandi setiap hari, lalu pergi ke sekolah dan kembali mengikuti pembelajaran seperti biasanya dengan baik dan sungguh-sungguh walaupun masih belum ada tanda di jalan hidupnya.

''Kamu begitu naif. Aku tidak memintamu untuk menentukan ingin jadi apa. Aku meminta kamu untuk menuliskan cita-cita di lembar profile SMA-mu. Kamu harus pura-pura memiliki cita-cita. Kamu juga harus pura-pura putus asa. Ini adalah cara kerjanya. Murid lain mengisi profile mereka dengan jurusan yang mereka inginkan. Apa ini? Kamu menulis pekerjaan berbeda setiap tahun.'' Itu adalah kata-kata yang dilontarkan oleh wali kelas kepada Rhea pagi itu.

Ia kembali ke kelas dengan wajah muram dan duduk dengan lesu di bangku coklatnya di samping Yuri. Terlihat di sana sahabat-sahabatnya sedang menunggu hasil konsultasinya pagi itu.

''Aku tidak punya cita-cita. Tapi, aku harus punya agar bisa masuk universitas.''

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun