Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lorosae | Bab 6 | Menyusuri Selatan

21 Januari 2019   01:32 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Pagi-pagi su bacuci a?", tanya mama itu. 

"Hhe.. Iya, ibu! Nemu piring di halaman belakang."

"Ho, iya iya. Memang itu piring sengaja dikasih tinggal disana. Supaya orang-orang bisa pakai."

"Oh, iya, Bu! Makasih. ", jawab Nia tersenyum ramah sambil terus menggosok piring, sementara Ratih membilasnya. 

Mama menjatuhkan ember timba ke dalam sumur lalu menariknya. Diisinya dua jerigen yang ia bawa dengan hati-hati agar tak banyak air yang tertumpah. 

"Eh, ibu, beta minta maaf, e! Coba ibu dong bacuci disana. Ko disini nanti air cucian masok sumur.", mama memberi saran dengan mengarahkan mulut dan wajahnya ke rimbunan pohon pisang di halaman belakang. Sementara tangannya masih memegang tali timba tanpa katrol. 

"Oh, iya ibu, maaf! Kami pindah ya..", jawab Nia. 

Mama itu mengangguk senyum. Nia dan Ratih segera memindahkan cucian piring ke halaman belakang.
***

Kang Arya masih sibuk menanak nasi dengan kastelnya. Setelah tanak, ia ganti kastel dengan panci untuk mendidihkan air, menyeduh susu coklat bubuk yang dibawa Ratih. 

Kali ini hidangan ditata di atas piring. Tak lagi menggunakan daun pisang. Jangan sampai ada yang menangis lagi hanya karena makan beralaskan daun pisang. 

"Teman, kita harus makan cepat pagi ini! Jangan kayak kemarin, terlalu siang, cuaca panas mentrang!", Kang Arya memberi ide, sambil menikmati sarapan pagi bersama. Masih dengan nasi, abon ikan dan mie instan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun