Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lorosae | Bab 6 | Menyusuri Selatan

21 Januari 2019   01:32 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kami guru-guru dari pusat, Bapak! ", jawab Kang Arya.  

" Ho oeh? Kapan datang?"

"Hari Rabu."

"Na, begitu mari masok! Kopi kopi dulu."

Kang Arya dan teman-temannya menerima ajakan tersebut. Mereka memasuki sebuah rumah berlantai semen dengan dinding batu bata yang belum dipelur. 

"Mari duduk, silakan!", bapak yang diketahui bernama Pak Yakob mempersilakan Kang Arya dan teman-temannya. 

Sekotak kecil pinang iris, tiga buah pinang utuh yang belum dikupas kulitnya, dua batang buah sirih dan seplastik kecil kapur terhidang di atas meja. 

"Biasa orang sini kalau ada tamu selalu disajikan sirih pinang. Kita sirpi do! Sirih pinang dulu! "

"Oh, kalau daerah Sunda, ini namanya seupah. Nyeupah. Tapi pakai daun sirih, bukan buah sirih.", jelas Kang Arya. 

"Beli! Ada sirih pinang ga di daerah Ente?", tanya Kang Arya. 

"Di Bali ada sirih pinang, namanya nginang atau mecanangan. Cuma pake daun, ga pake buah sirih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun