Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lorosae | Bab 6 | Menyusuri Selatan

21 Januari 2019   01:32 Diperbarui: 21 Januari 2019   07:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setengah jam berjalan, jalanan terputus. Ada sungai lebar dengan air yang belum diketahui kedalamannya mengalir diantara dua desa. Tanpa jembatan. Keenam guru ini ragu-ragu untuk meneruskan perjalanan. 

"Bapak, ibu dong! Mari langgar kali sama-sama!", sebuah teriakan terdengar dari belakang mereka. 

Seorang ibu berpakaian santai tapi terlihat rapi nampak melipat celananya selutut. Dijinjingnya  sandal teplek yang tadi ia kenakan. Ia mulai melintasi sungai dengan hati-hati. 

Tanpa berpikir panjang, Kang Arya dan teman-temannya  meniru apa yang dilakukan ibu tersebut. Kecuali Ratih. Dia masih bingung. Tak mungkin ia melipat rok dan celananya ke atas. Itu akan memperlihatkan auratnya. Sedangkan jika dipaksakan, rok dan celananya akan basah selutut. Begitu juga dengan kaos kakinya. 

"Ayo, Ratih! Mau disitu sampai kapan?" 

Nia tak mempedulikan auratnya. Ia melipat celana santainya sampai selutut dan mulai melintasi sungai. 

Ratih tak mau ditinggalkan sendirian di pinggir sungai. Tapi ia juga tak tahu berapa lama teman-temannya akan bercengkrama di selatan desa.

 Akhirnya Ratih nekat melintasi sungai tanpa mengangkat rok dan celananya. Ia biarkan terendam air selutut. Pun kaos kakinya dibiarkan basah. Arus sungai masih tenang, orang-orang masih bisa melintasi sungai dengan aman. 

Tulilit, tulilit.
Pesan terkirim. Bapak. 

"Eh, ada sinyal?", Ratih berhenti mengecek ponselnya, lalu memencet nomor mencoba menghubungi keluarga di Tanah Jawa. 

Teman-temannya yang lain pun ikutan sibuk menghubungi sanak saudara di kampung halaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun