"Aku ada ide, nih."
Lusi menatap Rara sambil mengerutkan kening.
"Jangan bilang aku harus nelepon duluan," ucap Lusi menerka.
"Apa salahnya, sih?" Rara mencoba menyakinkan.
"Itu kan?" Lusi sepertinya tetap tak setuju dengan ide sahabatnya itu.
"Sekedar memastikan apa nomor kamu masih dia simpan?" Rara terus membujuk.
Lusi menarik napas panjang, kemudian menghembuskan sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kantin. Tatapannya tetap tertuju pada Rara yang saat itu tak lepas menatap kearahnya.
Rara seperti dapat melihat dengan jelas pelupuk bola mata Lusi tampak memperlihatkan sesuatu yang tak dapat diartikan dengan kata-kata.
"Ayolah, please...," bujuk Rara seperti menguatkan Lusi.
Lusi menatap Rara, seperti ingin memastikan ide sahabatnya patut untuk dilakukan.
Lalu mendengus, seakan tak setujuh. Namun salah satu tangannya mulai menyentuh screen handphone dan masuk di kontak. Kemudian menekan someone.