Bab 1
Jatuh Hati
Saat melakukan transfer, Lusi sempat menoleh ke arah luar dan tatapannya tertuju pada sosok pria dewasa sedang menunggu dengan sikap wajah yang tampak sabar.
Dirinya tak menyangkal jika pria yang sedang menunggu diluar sangatlah berpenampilan sederhana namun memiliki wajah tampan. Meskipun hanya mengenakan kemeja putih lengan panjang yang digulung hingga melewati pergelangan tangan dan dipadukan celana jins warna pudar serta sepatu boot hitam, tetap terlihat mempesona.
Hmm, gumam Lusi sambil mencoba menerka asal pria tersebut. Â Dan secepat kilat ia dapat memastikan jika pria yang sudah mampu menggelitik hatinya itu bukanlah asli dari daerah sini.
Dengan nekat  Lusi melancarkan serangan, meskipun ada sedikit keraguan.
Ternyata ia tak bertepuk sebelah tangan, saat membuka pintu dan tersenyum Lebar, langsung dibalas pria yang sudah menunggu sejak tadi.
Ketika melangka dan menjauh dari mesin ATM, dia merasakan kalau pria tersebut sedang menatap punggungnya.
Penasaran, serta diikuti gemuruh detak jantungnya tak ingin ia biarkan begitu saja. Hati kecilnya seakan berbisik dan mengatakan agar berhenti. Sejenak Lusi menghentikan langka kakinya, dan segera berbalik.
Didapatinya tatapan pria itu, seakan ingin mengatakan sesuatu padanya. Seperti berharap untuk tidak secepat mungkin pergi dari tempat itu.
Ah, mungkin aku saja yang terlalu Berharap, gumam Lusi berusaha menepis segala gemuruh dan gejolak didalam hatinya.
Kemudian secepatnya membalikkan tubuhnya dan segera menuju halte.
Namun apa yang telah terjadi?