Rindu menatap layar ponselnya. Hatinya bergejolak, tapi ia tahu bahwa bertemu dengan Rasha adalah keputusan yang tidak mudah. Ia sudah berkeluarga, sudah memiliki dua anak yang sangat ia cintai. Namun, di sisi lain, Rasha adalah bagian dari hidupnya yang tak bisa begitu saja ia tinggalkan.
Ketika hari mulai beranjak siang, Rindu duduk di ruang kerjanya, mencoba berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai selebgram. Namun, meskipun ia sibuk dengan aktivitas di depan layar, pikirannya terus melayang. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan Rasha? Kenangan bersama pria itu begitu dalam, begitu hidup, dan rasa itu tak pernah padam.
Tak lama kemudian, Gazi masuk ke ruang kerja. "Rindu, aku ada jadwal meeting dengan klien, mungkin aku akan keluar sebentar. Anak-anak sudah selesai belajar dan mereka ingin bermain di luar. Bisa kamu menemani mereka sebentar?" tanya Gazi.
Rindu menatap suaminya, merasa bersalah karena ia tidak bisa memberi perhatian penuh seperti yang diinginkan. "Tentu, aku akan menemani mereka," jawabnya.
Rindu berdiri dan berjalan menuju ruang tamu. Rea dan Gio tampak antusias melihat ibunya. "Ibu, ayo ikut main sama kami!" seru Rea, sementara Gio hanya tersenyum manis.
Rindu tersenyum, berusaha mengalihkan perhatiannya dari pikiran tentang Rasha. Ia bermain dengan anak-anaknya di halaman belakang, berlari-lari kecil bersama mereka, meskipun hatinya tetap terasa kosong. Tidak ada yang bisa sepenuhnya menggantikan rasa itu---perasaan yang ia simpan untuk Rasha.
Malam tiba, dan Rindu duduk di balkon rumah, menikmati angin malam yang sejuk. Gazi baru saja pulang dari pertemuan bisnisnya, terlihat lelah namun tetap tersenyum ketika melihat Rindu. "Sayang, kamu tidak makan malam?" tanya Gazi, berdiri di depan pintu balkon.
"Belum," jawab Rindu. "Aku hanya ingin sedikit sendiri."
Gazi mengangguk, kemudian duduk di samping Rindu. "Kamu masih memikirkan sesuatu, ya?" tanyanya pelan, tanpa ada nada memaksa.
Rindu menunduk, tidak tahu harus berkata apa. Perasaannya semakin kacau, dan ia merasa bingung dengan perasaan yang terus bergejolak di hatinya. "Gazi, aku merasa aku tidak adil padamu," ujar Rindu, akhirnya.
Gazi menatap istrinya dengan penuh pengertian. "Rindu, aku tahu kita mungkin tidak sempurna, dan aku tahu ada banyak hal yang belum bisa aku beri padamu. Tapi aku berjanji akan terus ada untukmu. Aku mencintaimu."