"Anak itu semakin kurang ajar saja."
"Kau membuat suasana hatinya jadi tidak baik. Harusnya kau biarkan saja dia selesai sarapan dulu."
"Lagi-lagi kau membelanya."
"Dia tidak salah, kenapa aku harus membelanya?"
Sinar cerah yang sempat membias wajahnya tadi pagi, kini mulai redup. Duke Eduardo telah merusak suasana hati gadis itu. Sepanjang perjalanan menuju toko rotinya, Nivea terdiam.
Seri yang sempat mendengar ucapan duke Eduardo tadi, dirinya mengerti bahwa sang nona sedang merasa sedikit tertekan.
"Nona, apakah Anda tidak ingin bicara?"
"Hmm? Bicara apa Seri?"
"Ah, itu nona... sebaiknya Anda jangan terlalu memikirkan sikap ayah Anda."
Nivea menghela nafas, mengalihkan pandangan dari jendela keretanya kepada Seri. "Apa aku tidak berhak menentukan hidupku sendiri, Seri?"
"Ah? Apa? Tentu semua orang berhak untuk itu, nona."