"Ah! Sejak umur tujuh tahun, mendiang kakekku memberitahu bahwa tanganku memiliki kekuatan ajaib."
"Kau mengetahui itu darinya? Kau tidak menyadari itu?"
"Hmm.. Aku tidak menyadarinya. Diam-diam kakek sering memperhatikan kemampuanku. Hingga beliau menyadarinya dan mengatakan itu padaku. Beliau berharap aku dapat lebih berhati-hati ketika menyentuh benda apapun. Karena tanpa sadar aku bisa merusaknya."
"Apa saja yang bisa kau lakukan dengan tanganmu?"
"Hmm.. Membuat roti, mencuci piring, mem........"
"Hei.. aku juga tahu kalau itu! Maksudku, dengan kekuatan ajaib itu."
"Ah, tentu aku bisa membuka tutup botol yang tersegel seperti tadi, membuka simpul yang terikat sangat kencang dengan mudah, lalu.. mengangkat meja kayu yang sangat berat. Ya! Aku pikir aku bisa melakukan itu."
"Wah.. Aku tidak tahu, ternyata kekasihku ini seorang pesulap."
"Apa? Hahaha.. Lebih tepat jika kau mengatakan aku sebagai penyihir. Walau sebenarnya... itu juga bukan sebutan yang tepat untukku."
Matias meminum limunnya setelah menuangnya ke dalam gelas.
"Kau tahu, Nivea?" seraya meletakkan kembali gelasnya. "Kau telah menolongku waktu itu."