"Wah, anggur-anggur ini sudah ranum, tuan." seraya menyentuh salah satu kelompok anggur pada pohonnya yang dia lintasi.
"Betul yang mulia, sebentar lagi para pekerja akan memetiknya."
"Anda sudah mendengar tentang perjamuan makan malam yang akan diadakan oleh permaisuri?"
"Tentu yang mulia! Count Antonio telah menyampaikannya pada kami."
"Ah, baguslah kalau begitu. Jadi... apakah Anda akan datang ke istana?"
"Ya, yang mulia. Kami sekeluarga akan datang memenuhi undangan dari yang mulia permaisuri. Itu adalah suatu kehormatan besar bagi kami yang mulia. Kami sangat menghargainya." seraya mengangguk dan tersenyum ramah.
Putri Nicole hanya menimpali kalimat itu dengan senyuman. Sedangkan lelaki yang menjadi pemimpin dari para pekerja itu, tak dapat mengartikan senyuman sang tuan putri. Dia tak tahu dan tak menyadari bahwa sebenarnya senyuman itu mengandung sebuah arti.
Matias benar-benar tidak dapat merasakan bahwa gadis itu telah jatuh cinta padanya. Dan sedang berusaha keras memendam rasa untuknya, berharap Matias merasa peka terhadap sebuah perhatian yang diberikan olehnya.
Sejak saat pertama kali mereka berjumpa, lalu kiriman kotak makan siang itu. Bahkan semestinya Matias mulai berpikir, ketika putri Nicole mengatakan dirinya sendiri yang memasak beberapa macam makanan yang dikirim untuknya.
22. Kalung Pemberian Matias
Sudah tiba waktunya acara perjamuan makan malam di istana dilaksanakan. Nivea Del Castano tampak begitu anggun dan menawan mengenakan gaun ruffle bernuansa abu-abu. Dirinya tampak mewah dan elegan. Ditambah lagi sebuah topi cantik bertengger di atas kepalanya.