"Rebutlah Nivea dengan caramu sendiri, Kakak! Janganlah kau berani menyentuh Matias sedikit pun! Carilah cara yang lebih terhormat untuk merebut Niveamu!"
Putri Nicole berbalik badan, melengos pergi. Dia kembali ke dalam kamarnya dan membanting pintunya dari dalam.
"Sial!!! Semua orang di istana ini meremehkanku. Lihat saja, aku akan membalasnya!" dalam kesendiriannya sang pangeran meracau. Memaki perlakuan ayah dan adiknya kepada dirinya.
Nyata sudah, malam itu tak memberi akhir bahagia bagi semua orang.
Mungkin hanya Daniel dan Martha yang dapat merasakan betapa berkesannya malam ini. Mereka telah memulai hubungannya sebagai sepasang kekasih.
Dan di kejauhan sana, Nivea masih saja memandangi wajahnya di depan cermin. Meski telah mengenakan gaun tidurnya, kedua matanya terasa sulit dipejamkan. Dia sedang memikirkan ucapan nona Isabel yang berbicara dengannya dalam mimpi tempo hari.
Dia cukup menyesali takdirnya yang harus terlahir dari reinkarnasi seseorang, dengan kisah cintanya yang mengerikan.
24. Kesedihan Tuan Putri
"Buah-buahan yang Anda beli sangat baik nona. Tidak sulit untuk mengolahnya menjadi selai."
"Benarkah itu David? Syukurlah kalau begitu. Tuan Matias membantuku memilihnya."
"Nona.. nona..!!!" seru Seri yang berlarian kecil dari arah depan sana. Dia mendekat kepada Nivea di dapur tokonya.