"Ah, itu benar Clara! Karena mereka saling mengenal lantas yang mulia pangeran ingin berkunjung kesini."
Sementara di area depan toko, sesekali Seri mencuri pandang. Melirik kepada nonanya yang sedang berbincang, berhadapan dengan pangeran Edmund. Lelaki yang tadi datang mengawal pangeran, tak terlihat lagi di dalam sana. Pangeran telah menyuruhnya untuk menunggu diluar saja.
Meski telinga Seri tak dapat menangkap apa yang sedang dibicarakan oleh Nivea dan pangeran, namun dia dapat dengan jeli membaca mimik wajah Nivea dan lelaki itu.
"Apa kedatanganku membuatmu terganggu, nona Nivea?"
"Hmm. Sedikit."
"Ah, aku sungguh meminta maaf jika itu benar."
"Jadi, apa yang membawa Anda kesini yang mulia pangeran?"
"Entahlah! Kata hatiku mengatakan hari ini aku harus menemuimu."
Nivea mengernyitkan dahi. "Ah, begitu ya."
"Hmm. Bisakah kita bicara dengan lebih santai?"
"Maksud Anda, yang mulia?"