Alunan musik benuansa harmoni romantika yang terdengar di seantero ruangan dalam istana, masih terus terdengar di telinga. Semua tamu undangan masih sibuk dengan perbincangannya dalam kelompok masing-masing. Hampir semuanya berbincang sambil memegang sebuah gelas di tangannya. Perbincangan yang seolah tak ingin mereka akhiri, sesekali diselingi dengan kegiatan meminum.
Pandangan tajam kedua mata Daniel berhasil menangkap keberadaan seorang gadis yang tampak dari belakang, rasanya Daniel sangat mengenal gaun berwarna cokelat keemasan yang dikenakannya. Lelaki dengan tuksedo hitam itu pun melangkah kian mendekat kepada gadis yang sedang duduk seorang diri di dekat pilar bangunan istana.
"Selamat malam, Martha!"
"Ah, Daniel! Kau mengagetkanku."
"Boleh aku duduk disini?" tanyanya mengalihkan pandangan Martha kepada kursi kosong di dekatnya.
"Tentu saja Daniel. Duduklah!"
"Kau melamun, Martha? Sampai aku membuatmu terkejut?"
"Ah, itu.. Hanya saja, aku sedang memikirkan sesuatu. Aku terlalu serius memikirkannya."
"Hmm. Kau mengenakan gaun pemberianku."
"Hmm. Benar Daniel. Aku sangat menyukai gaun cantik ini. Aku tidak menduga ukurannya bisa sangat pas di tubuhku. Aku merasa nyaman mengenakannya."
"Benarkah? Kau menyukainya?"