"Mau papa anter Mel?" papa yang baru saja mengambil gunting rumput, muncul dari pintu samping.
"Ngga usah pa. Papa ajak Mama jalan-jalan aja." seraya tertawa kecil aku menggodai mereka. Papa justru balas menggodaku,
"Teman mu mana? Si Henry."
"Ada di rumahnya. Kan dia libur."
"Suruh main sini dong..!"
"Main sama papa ya? Aku kan ngga libur."
Papa dan Mama malah kompak tertawa mendengar ucapanku. Lantas aku kembali ke dalam, menonton acara tayangan televisi Minggu pagi. Aku rebahkan diriku di atas karpet dan ku sangga kepalaku dengan bantal bundar berwarna pelangi yang berukuran cukup besar. Acara kartun Minggu pagi telah membawaku pada ingatan masa lalu. Kala aku masih berusia sekolah dasar, tayangan kartun Minggu pagi dimulai sejak pukul enam pagi. Berlanjut terus hingga pukul sepuluh pagi.
Tidak hanya satu judul kartun yang diputar pagi itu, ada beberapa judul yang masing-masing durasinya hanya tiga puluh menit. Maka sangat disayangkan jika aku harus melewatinya begitu saja. Aku begitu bersemangat bangun lebih pagi di hari Minggu, bahkan mungkin lebih bersemangat dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Aku selalu minta dibangunkan lebih pagi oleh Mama jika esoknya hari Minggu.
Aku kurang tertarik pada tayangan kartun yang saat ini sedang diputar, aku memindahkannya ke chanel lain. Aku coba memindah-mindah chanel beberapa kali hingga ku putuskan menonton berita pagi saja. Baru menontonnya sepuluh menit, tayangan berubah menjadi wawancara di studio. Topiknya tidak menarik, lantas aku matikan televisi dan kembali ke kamar.
Aku memilih mendengarkan musik lewat mp3 di laptop. Sambil membaca-baca berita atau artikel dari google. Mungkin aku sudah lupa kalau tadi pagi aku sempat merasakan sakit kepala. Asyik dengan kegiatanku, membuat waktu telah berlalu tanpa terasa. Sudah waktunya aku harus mandi dan bersiap-siap berangkat ke kedai. Hari ini aku berencana jajan diluar, jadi aku tidak perlu mempersiapkan bekal untukku bawa.
Pukul dua belas siang kurang lima belas menit, aku melangkah meninggalkan rumah. Papa dan Mama mengiringiku hingga di ujung teras. Setelah aku menutup pagar dari luar, mereka melambaikan tangannya ke arahku, aku pun membalas lambaian tangan mereka. Aku masih menoleh sekali lagi setelah melangkah beberapa langkah ke depan, tampaknya papa dan mama sedang bercakap-cakap sesuatu. Hmm.. Apa yang sedang mereka bicarakan saat ini? Membicarakan diriku atau membicarakan tanaman di pekarangan? Atau mungkin tentang yang lain..