Mohon tunggu...
Yunita putri
Yunita putri Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Your life is not yours

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Liebeslied (Ainokanashimi)

22 November 2020   11:10 Diperbarui: 22 November 2020   11:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

LIEBESLIED

'love's sorrow'

"Ainokanashimi"

Gadis itu menatap kamera dengan senyum yang terlihat bahagia. Memegang sebuah trofi emas yang ia dapatkan berkat kerja kerasnya. Wajahnya terlihat bahagia. Beberapa kali terdengar bunyi kamera yang mengambil gambar, dan gadis itu tetap tersenyum menjaga ekspresi nya. 

Gaun putih sepanjang mata kaki itu terlihat bersinar oleh lampu sorot yang ada di atas panggung dimana ia berdiri. Rambut hitamnya yang setengah terurai terlihat sedikit basah karena keringat. Poni dan anak rambut disekitar wajahnya terlihat basah, membuktikan seberapa keras perjuanganya. 

Disamping kanannya ada sesosok pria tinggi dengan rambut berwarna coklat yang serasi dengan warna matanya. Juga memegang sebuah trofi yang ukurannya lebih kecil darinya. Sosok pria itu terlihat sedikit kecewa akan hasil yang ia dapatkan. Rambut coklatnya yang juga agak basah dan keringat yang masih menetes di sekitar wajahnya, membuktikan bahwa ia juga telah mengerahkan seluruh kemampuannya. 

Lalu, disamping kirinya, terdapat sosok wanita yang terlihat menangis karena hasil yang ia dapatkan tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat itu menundukkan kepalanya sembari menangis tersedu sedu. 

Gadis yang berada ditengah itu. Merupakan juara kompetisi ini. Juara pertama. Sosok gadis mungil yang terhimpit oleh dua sosok kakak yang ada dikanan dan kirinya. Ia adalah kompetitor termuda dalam kompetisi ini. Menang untuk yang pertama kalinya dalam kompetisi pertamanya. 

Tentu saja banyak yang curiga bagaimana sosok pendatang baru itu tiba tiba merebut posisi juara dalam kompetisi pertamanya. Usianya kala itu bahkan baru menginjak 9 tahun. Masih terlalu muda untuk merasakan bangku kompetisi dalam tingkat ini. Bahkan peserta kompetisi ini rata rata berusia 13 tahun. Hanya ia saja yang masih dibawah 10 tahun. 

Namun, kenyataannya seluruh juri dan staf tidak mempermasalahkan usia untuk mengikuti kompetisi ini. Selama orang itu memiliki niat dan bakat, maka ia diizinkan untuk ikut dalam kompetisi ini. Tapi tidak bagi peserta lain. 

Mereka mempermasalahkannya, meremehkan kemampuan gadis itu dalam kompetisi ini. Walaupun bukan sebuah kompetisi yang setara dengan kompetensi provinsi Tokyo, tapi mereka tetap saja tidak menerimanya. Padahal mereka telah melihat bagaimana kemampuan gadis itu dalam bermain piano. Ya itu adalah sebuah kompetisi piano. Kompetisi yang diadakan untuk pelajar. Dan hanya diikuti oleh peserta yang berada di prefektur ini. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun