Mohon tunggu...
NESTI DE AMELIA
NESTI DE AMELIA Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

UNIVERSITAS JAMBI

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengetahuan dan Berorientasi pada Pembelajaran, Itqan dan Fokus Kualitas, Strategis dan Bijaksana

4 April 2020   14:00 Diperbarui: 4 April 2020   22:41 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

2.1 KNOWLEDGEABLE AND LEARNING ORIENTED (PENGETAHUAN DAN BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN)

2.1.1 Muhammad Sang Pembelajar 

Nabi Muhammad telah memulai proses belajarnya sejak usia belia. Nabi Muhammad turut serta dalam rombongan kafilah, hingga sampai di Bushra di sebelah selatan Syam. Di Syam Muhammad mengetahui berita-berita tentang kerajaan Romawi dan agama Kristennya, didengarnya berita tentang Kitab Suci mereka serta oposisi Persia dari penyembah api terhadap mereka dan persiapannya menghadapi perang dengan Persia.

Sekalipun usianya baru dua belas tahun, tapi dia sudah mempunyai persiapan kebesaran jiwa, kecerdasan dan ketajaman otak beliau sudah mempunyai tinjauan yang begitu dalam dan ingatan yang cukup kuat serta segala sifat baik lainnya sebagai suatu persiapan akan menerima risalah (misi) besar yang sedang menantinya. Ia melihat ke sekeliling, dengan sikap meyelidiki dan meneliti. Ia tidak puas terhadap segala yang didengar dan dilihatnya.

Kecintaan Muhammad terhadap belajar terus berlangsung walau beliau telah menjadi seorang rasul. Beliau tidak segan-segan duduk bersama dengan para sahabar yang sedang belajar. Masjid Madinah bukan hanya tempat untuk beribadah (shalat). Kaum Muslim juga memanfatkannya untuk belajar. Ketika rasulullah hafir bersama mereka, mereka akan belajar banyak hikmah darinya dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika Rasulullah tidak bersama mereka, para sahabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar lebih dulu dari Rasulullah.

2.1.2 Keinginan untuk Belajar

Salah satu karakter yang dibina oleh Muhammad terhadap para sahabat adalah keinginan yang kuat untuk belajar. Wahyu pertama yang diturunkan kepada nabi yang ummi (buta huruf) adalah perintah untuk membaca.

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya". (QS. Al-'Alaq [96 : 1-5 )

Dampak yang ditimbulkan ayat tersebut sungguh luar biasa. Ayat-ayat itu menggugah semangat kaum Muslim untuk memerangi buta huruf dan menumbuhkan semangat belajar. Apalagi semangat membaca dan belajar itu tumbuh dari keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah. Pendidikan yang tadibya tidak menjadi pusat perhatian tiba-tiba menjadi isu yang sangat penting bagi kaum Muslim. Mereka, baik laki-laki maupun perempuan mulai belajar bagaimana membaca dan menulis sehingga tingkat melek huruf meningkat dengan cepat. Bagi mereka belajar adalah panggilan iman.

Rasulullah memberikan intensif bagi orang-orang yang mau belajar dan mengajar. Para tawanan perang diberi kebebasan dengan syarat mereka mengajar kaum Muslim bagaimana membaca. Selain itu, para pelajar diberi dispensasi untuk tidak ikut berperang.

"Dan tidak sepatutnya orang-orang Mukmin itu semuanya pergi ( ke medang perang ). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya".

2.1.3 Dorongan untuk Menuntut Ilmu

Al-Qur'an sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Misalnya firman-firman Allah berikut :

1. "...Allah meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang berilmu beberapa derajat..."  (QS. Al-Mujadalah [58]: 11)

2. "...Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama..." (QS. Fathir [35]: 28)

3. Nabi Muhammad diminta berdoa untuk meningkatkan ilmunya.

"Katakanlah (wahai Muhammad)!" "Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku" (QS. Thaha [20]: 114)

4. Banyak ayat Al-Qur'an yang menyuruh untuk menggunakan akal, mempelajari Al-Qur'an, memikirkan alam semesta dan penciptaan segala isinya.

Nabi Muhammad juga sangat mendorong umatnya untuk menuntut ilmu. Misalnya sabda beliau berikut ini :

1. "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan)"

2. "Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai liang lahat"

3. "Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri Cina"

4. "Siapa menempuh sebuah jalan dengan niat untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga"

2.1.4 Milikilah Ilmu Sebanyaknya

  • John Gardner mengatakan bahwa para calon pemimpin sebaiknya pernah berhubungan dengan seluruh lingkup liberal arts, dari sains sampai sastra, dari matematika sampai sejarah (sehingga mereka dapat menyerap) melalui sastra, agama, psikologi, sosiologi, drama, dan sejenisnya, harapan-harapan, ketakutan, aspirasi, dan dilema yang dirasakan oleh pengikut mereka. Memahami apa yang dipertahankan dan diperjuangkan para pendahulu dan mengetahui melalui sejarah dan biografi garis-garis besar luar biasa dari sejarah manusia.
  • Nabi Muhammad mempunyai ilmu yang sangat luas. Beliau seorang pembelajar yang brilian. Beliau mengetahui ilmu pertanian, perdagangan, peternakan. Sebagai seorang pemimpin beliau memahami persoalan sosial dan politik. Beliau juga seorang ahli hukum yang mengetahui hukum acara peradilan, hukum formal, dan materil pada waktu itu. Sebagai seorang panglima beliau menguasai taktik militer yang jitu. Beliau juga mempunyai pemahaman yang cukup mendalam mengenai kesehatan, bagaimana memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Apalagi mengenai persoalan-persoalan keagamaan karena beliau adalah maha guru dari agama islam

2.1.5 Mempunyai Ilmu yang Luas Meskipun Tidak Detail

Pemimpin tidak perlu mengambil banyak keputusan, tidak perlu mencampuri urusan pekerjaan karyawan dan tidak perlu membuat,menjual, atau merancang apapun sendiri. Dengan demikian mereka punya banyak waktu untuk berkonsentrasi pada pekerjaan utama kepemimpinan. Dan salah satu tugas yang tidak bisa dilakukan orang lain ialah pemimpin harus dapat melihat dan mempertahankan gambaran akhirnya. dengan terus memperhatikan gambaran akhir, pemimpin dapat memfokuskan tindakan setiap orang di perusahaan.

2.1.6 Membaca Realitas

Nabi Muhammad tidak pernah duduk di lembaga-lembaga pendidikan formal. Beliau tidak pernah belajar dari seorang guru yang mengajar nya membaca dan menulis. Beliau juga tidak hadir di sekolah-sekolah non formal yang memang belum ada pada waktu itu di Makkah. Sekolah beliau adalah sekolah alam dengan memperhatikan dan membaca fenomena alam dan sosial.

Pengalaman serupa dialami oleh Nabi yusuf. Di masa kanak-kanak beliau tidak mempunyai kesempatan untuk belajar membaca dan menulis karena terlanjur dibuang oleh saudara-saudaranya dan menjadi budak di rumah seorang pembesar Mesir. Namun demikian beliau mempunyai keahlian manta'wilkan mimpi dan realitas.

Pelajaran juga dapat diperoleh dari kesalahan, kesuksesan, interaksi dengan orang lain, dan pengalaman sehari-hari. Untuk itu diperlukan keinginan yang kuat untuk belajar agar dapat menjadikan segala sesuatu yang dialami sehari-hari sebagai proses pembelajaran. Bagi seorang yang mempunyai sikap ini, setiap institusi adalah lembaga pendidikan, setiap orang adalah guru, dan setiap peristiwa yang dialami adalah referensi yang sangat berharga sekali.

2.1.7 Dari Personal ke Komunal dan Organisasional

Dalam kenyataannya, dunia sekarang semakin berkoneksi dan bisnis menjadi semakin kompleks dan dinamis. Di negara-negara maju, organisasi telah menjadi persoalan penting dalam masyarakat karena telah terjadi perubahan dari pengetahuan yang bersifat personal (konowledge) ke pengetahuan yang bersifat jama'i (knowledges). Ijtihad yang tadinya cukup dilakukan secara individu (mustaqil), sekarang menjadi perkara bersama. Oleh karena itu, kita sebagai pribadi, masyarakat, dan organisasi harus semakin giat belajar. Pembelajaran itu tidak hanya dilakukan oleh pemimpin dalam suatu organisasi atau masyarakat, tetapi secara keseluruhan.

Alasan-alasan untuk membentuk learning organization

Untuk meningkatkan kemampuan dan lebih competitif

Memberikan sumbangsih bagi evolusi kemanusiaan

Meningkatkan hubungan pelanggan

Meningkatkan kekayaan jiwa

Menghindari kemunduran

Belajar itu alami dalam sifat manusia

Maningkatkan kualitas

Meningkatkan kegembiraan dalam bekerja

Meningkatkan inovasi

Membuat manusia lebih puas dengan hidupnya, sehingga mereka lebih gembira, melakukan hal-hal menarik lebih banyak lagi

Kebaikan personal dan spiritual

Menyalurkan, mendukung, dan meningkatkan keinginan manusia untuk belajar

Pembelajaran

PERSEPSI UMUM 

SEBENARNYA

Proses belajar paling efektif terjadi di dalam kelas

Proses belajar yang paling penting justru di tempat kerja, bukan dalam kelas

Belajar dilakukan secara individu dan bersifat pasif

Belajar yang paling efektif dilakukan bersama-sama dan bersifat aktif

Dalam perspektif oraganisasi yang paling penting dipelajari adalah tentang aturan-aturan, prosedur operasional, dan kebijakan lainnya

Yang penting dipelajari adalah intuisi, judgement, expertise, common sense yang perlu digali dalam kegiatan harian organisasi

 

Effective Learning :

1. Mewujudkan pengalaman di tempat kerja.

 2. Melakukan refleksi terhadap pengalaman, berusaha memahami apa yang terjadi dan mengapa.

3. Kita membuat konsep dan generalisasi berdasarkan pengalaman tersebut.

4. Kita menguji konsep dan generalisasi itu melalui pengalaman-pengalaman baru.

5. Kita mengulang siklus itu, sama dengan memutar sebuah roda.

Perusahaan yang dapat mentransfer kecerdasan kepada para karyawan akan menjadi perusahaan yang lebih besar daripada perusahaan yang hanya para bos yang menggunakan IQ-nya. Setiap pemimpin yang kompetitif dapat diasumsikan mempunyai kriteria dasar itu. Karena itulah konsep 'kecerdasan emosional' (EQ) akan menjadi sangat penting di masa datang. Perbedaan yang paling penting antara IQ dan EQ adalah bahwa EQ berkaitan dengan kemampuan untuk memberi inspirasi kepada orang lain.

Belajar adalah untuk memimpin, minimal memimpin diri sendiri. Demikian juga, menjadi pemimpin harus terus belajar. Di samping belajar untuk dirinya sendiri, pemimpin juga bertugas membantu orang lain untuk juga belajar.

Para ahli manajemen modern memperkenalkan konsep "Learning Organizations" atau "organisasi pembelajar" yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yang begitu cepat terjadi di berbagai bidang terutama di dunia bisnis.

Pelatihan (training) berbeda dengan pendidikan. Menurut kamus Webster, pelatihan adalah "membentuk kebiasaan pemikiran dan perilaku dengan disiplin dan instruksi".  Jika hal ini diterapkan, maka pelatihan bersifat praktis dan hasilnya langsung dapat dilihat. Pelatihan berhubungan dengan tindakan dan perilaku yang benar dan yang salah. Juga ada hubungannya dengan fakta, dengan satu rangkaian informasi, dengan bagaimana cara melakukannya. Pelatihan cocok dengan tugas-tugas rutin dan berulang.

Pendidikan (education) menurut Webster berarti "membangun potensi pikiran dan kekuatan seseorang". Pendidikan tidak langsung dapat dipraktekkan. Pendidikan dirancang untuk mengembangkan kapasitas untuk belajar. Inilah sebabnya mengapa sering dikatakan bahwa hal terpenting yang dipelajari di sekolah ialah bagaimana cara belajar. Kita belajar mempertanyakan hal-hal mendasar dan untuk mempertanyakan asumsi. Proses ini, ketika dilakukan dengan benar, memberikan alasan bagi kita untuk mengeksplorasi isu dan ide dari berbagai sudut pandang. Jadii pendidikan membuat kita berwawasan lebih luas. Pendidikan bukanlah mempelajari jawaban yang benar, melainkan belajar bagaimana membuat pertanyaan yang benar supaya kita dapat menjadi inovatif, kreatif, dan responsif terhadap perubahan.

Dalam dunia bisnis dikenal ada dua macam aset yaitu aset keuangan dan aset non keuangan atau biasa juga disebut intangible asset. Intangible assets dapat dibagi kepada empat 4 kategori:

1. Human capital: adanya skill, keahlian, dan know-bow yang dibutuhkan untuk mendukung strategi.

2. Information capital: ketersediaan system informasi, jaringan, dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung strategi.

3. Organizational capital: kemampuan organisasi untuk memobilisasi dan mempertahankan proses perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi.

4. Spiritual capital. Nilai-nilai dan karakter utama yang membuat perusahaan dapat mempertahankan keberhasilan untuk jangka waktu yang lama.

2.1.8 Human Capital

Kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan keinginan konsumen terhadap tingkat pelayanan yang lebih baik. Hal ini menimbulkan tuntutan terhadap peningkatan kompentensi karyawan. Karyawan dengan pengetahuan tentang database marketing, data mining, analisa konsumen, call centers, pusat interaksi konsumen, dan desain halaman web pada saat ini mempunyai peranan yang krusial dalam proses manajemen konsumen. Bahkan seorang tenaga penjual (salesperson) telah menjadi seorang strategic partner yang dapat membantu konsumen merancang portofolio solusi terhadap persoalan dan kebutuhan mereka.

2.1.9 Information Capital

Teknologi informasi menciptakan berbagai kemungkinan baru dalam proses pengelolaan konsumen. Teknologi informasi dan teknik analisa terkait seperti data mining dan pengolahan data, membuat suatu lembaga dapatmengembangkan berbagai pendekatan terhadap jutaan konsumen.

2.1.10 Organizational Capital

Proses manajemen konsumen sering membutuhkan iklim organisasi yang baru. Salah satunya adalah dengan membuat Custome-centric culture.

2.1.11 Learning Oriented Melahirkan Inovasi

Suatu perusahaan tidak akan dapat berinovasi tanpa memiliki pengetahuan dan teknologi dasar bagi suatu produk atau proses. Perusahaan yang inovatif memerlukan para ilmuwan dan teknisi yang memiliki pendidikan dan pengalaman dalam teknolog yang sangat diperlukan oleh perusahaan tersebut. Kompetensi yang diperlukan dapat berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan segmen pasar.

2.1.12 Dari manual-Work Based ke Knowledge Based

Pengetahuan dianggap sebagai sumber ekonomi utama, di samping sumber daya alam, uang, dan tenaga kerja manual. Pada awal abad ke-20, peranan tenaga kerja hanya di anggap sebagai gerakan-gerakan atau aktivitas manual.

2.1.13 Manajemen Riset dan Pengembangan (R &D)

Portofolio R&D, menurut Caplan dan Nor-ton (2004), harus mencakup berbagai macam proyek yang dapat dikategorikan menjadi:

1. Basic research and advance development projects, membuat suatu proyek penelitian yang berbasis sains dan teknologi yang dapat diaplikasikan pada proyek-proyek komersial. Seringkali proyek dasar ini dilakukan pada organisasi terpisah.

2. Breakthrough development projects, membuat produk baru, berdasarkan sains dan teknologi yang diterapkan dengan cara baru.

3. Platform development projects, mengembangkan generasi terbaru dari suatu produk berdasarkan kategori tertentu. Platform baru memberikan arsitektur baru bagi sejumlah produk yang dapat dikembangkan dan dijual pada beberapa tahun ke depan. 

4. Derivative development ptojects, meningkatkan platform product yang akan menghasilkan suatu produk yang ditargetkan pada segmen pasar tertentu. Modifikasi ini dapat menurunkan biaya atau meningkatkan fungsionalitas produk yang telah ada.

5. Alliance project, memungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh produk atau proses baru dari perusahaan lain, baik melalui perizinan (licensing) atau melalui subkontrak. Suatu perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak luar apabila sumberdayanya tidak memungkinkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa sendiri atau biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada diproduksi sendiri.

2.1.14 Boleh iri Hati karena llmu

"Tidak ada rasa iri hati yang diperbolehkan kecuali dalam dua perkara: seseorang yang diberiharta oleh Allah, lantas dia habiskan untuk kebenaran dan seorang yang diberi ilmu oleh Allah, lantas dia amalkan dan dia ajarkan kepada orang lain. "(HR Bukhari)

Perbuatan iri hati adalah perbuatan yang sangat terlarang. Rasulullah SAW melarang umatnya iri hati terhadap siapapun. Dalam satu kesempatan Rasulullah SAW bersabda;

"Jauhilah iri dengki, karena iri dengki itu akan memakan perbuatan-perbuatan baik sebagaimana api "memakan" kayu kering.

Namun demikian, ada dua jenis manusia yang boleh diirihati yaitu orang yang yang membelanjakan hartanya untuk kebenaran dan orang berilmu yang mengajarkan serta mengamalkan ilmunya. Iri dengki pada dasarnya adalah perasaan tidak senang atas nikmat yang diterima orang lain. Iri hati pada dasarnya bersifat pasif dan negatif sebab orang tersebut tidak melakukan apa-apa. Iri hati yang diperbolehkan adalah iri hati yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan kebenaran. Misalnya, keirihatian terhadap orang yang membelanjakan hartanya dalam kebenaran dan orang yang berilmu. Keirihatian terhadap mereka da pat membuat si pelaku termotivasi untuk meningkatkan kedermawanannya dan menambah ilmu yang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang pelajar yang iri melihat temannya yang selalu juara akan lebih giat lagi belajar agar bisa menyaingi temannya tersebut.

2.1.15 Amanah Lebih Penting daripada Ilmu

Jadikanlah aku bendaharawan negara (MeSir) Sesunggulhnya Aku adalah sangat Pemelihara lagi sangat berpengetahuan (QS. Yusuf |12]: 55)

Ayat di atas mendahulukan kata bafizh (pemelihara) daripada kata alim (sangat berpengetahuan.)  Ini karena pemeliharaan amanah lebih penting daripada pengetahuan. Seseorang yang memelihara amanah dan tidak berpengetahuan akan terdorong untuk meraih pengetahuan yang belum dimilikinya. Sebaliknya, seseorang yang berpengetahuan tetapi tidak memiliki amanah, bisa jadi ia menggunakan pengetahuannya untuk mengkhianati amanah.

lni serupa dengan hrman Allah dalam surat Al-Baqarah {2]: 282 yang mendahulukan keadilan daripada pengetahuan. Hal ini disebabkan karena keadilan, di samping menuntut adanya pengetahuan bagi yang akan berlaku adil, juga karena seseorang yang adil tapi tidak mengetahui, keadilannya akan mendorong ia untuk belajar. Berbeda dengan yang mengetahui tetapi tidak adil. Ketika itu, pengetahuannya akan ia gunakan untuk menutupi ketidakadilannya. la akan mencari celah hukum untuk membenarkan penyelewengan dan menghindari sanksi.

2.2 ITQAN AND QUALITY FOKUS (ITQAN DAN FOKUS KUALITAS)

Apapun jenis organisasi atau usaha yang di geluti; rumah sakit, universitas, bank, asuransi, lembaga pemerintah, ataupun pabrik, persaingan sangat ketat. Organisasi tersebut bersaing untuk merebut konsumen, mahasiswa, pasien, sumber keuangan, dan sebagainya. Senjata yang paling ampuh untuk memenangkan persaingan hidup adalah kualitas.

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya kualitas. Beliau menginginkan semua amalan adalah yang berkualitas. Kalau kita cermati semua amal ibadah yang diteladankan beliau selalu berkualitas. Ibadah yang berkualitas adalah ibadah yang paling khusyuk, paling ikhlas, paling sering dilakukan, dan sifat-sifat terbaik lainnya.

Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan berkualitas  "(dialah) yang mepermudah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah." (QS. As-Sajadah [32] : 7)

Teladan yang terbaik dalam kualitas adalah Allah SWT. Dia lah yang menciptakan segala sesuatu dengan kualitas sempurna. Allah SWT menciptakan manusia membaguskan rupanya dan dilengkapi dengan berbagai macam indera dan anggota tubuh. Untuk menopang kehidupan manusia, Allah SWT menciptakan dunia beserta segala isinya. Di samping itu, Allah SWT juga menciptakan langit dan benda-benda angkasa agar kehidupan di bumi tetap terjaga, semuanya Allah SWT ciptakan dengan sempurna pula.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, engkau tidak melihat pada ciptaan ar-Rahman sedikitpun ketidakseimbangan. Maka ulangi pandangan itu adakah engkau melihat sedikit pun keretakan? Kemudian ulangilah pandengan itu dua kali niscaya akan kembali kepadamu pandangan itu kecewa, dan ia menjadi lelah." (QS. Al-Mulk [67] : 4)

Ayat di atas menyatakan: Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, serasi dan Sangat harmonis; Engkau siapa pun engkau ini dan masa datang tidak melihat pada ciptaan ar-Rahmn mencakup seluruh wujud - baik pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar - sedikitpun ketidakseimbangan. Maka ulangilah pandangan itu yakni lihatlah sekali lagi dan berulang-ulang kali disertai dengan upaya berpikir, adakah engkau nelihat atau menemukan padanya jangankan besar atau banyak - sedikitpun keretakan sehingga menjadikannya tidak seimbang dan rusak? Kemudian setelah sekian lama engkau terus-nmenerus memandang dan memandang mencari keretakan dan ketidakseimbangan, tulangilah lagi pandangan-mu itu dalam keadaan kecewa, terdiam, dan hina karena tidak menemukan sesuatu cacat yang engkau upayakan menemukannya dan ia yakin pandanganmu itu menjadi lelah, tumpul kehilangan daya setelah berulang-ulang kali membuka mata selebar-lebarnya dan dengan menggunakan seluruh kemampuannya.

Kata tafawut dalam teks ayat di atas pada mulanya berarti kejauhan. Dua hal yang berjauhan mengesankan ketidakserasian. Dari sini kata tersebut diartikan tidak serasi atau tidak seimbang. Bahwa Allah menciptakan langit bahkan seluruh makhluk dalam keadaan seimbang sebagai rahmat, karena seandainya ciptaan-Nya tidak seimbang, maka tentulah akan terjadi kekacauan antara yang satu dengan yang lain, dan ini pada gilirannya mengganggu kenyamanan hidup manusia di bumi ini. Anda dapat bayangkan apa yang terjadi bagi penduduk satu planet jika sekali-sekali jangankan berkali-kali terjadi tabrakan antar planet.

Thabahabai memahami ketiadaan tafwut itu dalam arti adanya hubungan satu dengan yang lain dari sisi tujuan dan mantaat yang diperoleh dari hubungan antara satu dengan yang lain. Ini serupa dengan dua sisi timbangan dan pertarungannya dalam hal berat atau ringan juga tinggi dan rendahnya salah satu sisi timbangan. Kedua sisi tersebut berbeda dengan keduanya membantu siapa yang menggunakannya untuk mengetahui kadar timbangan barang yang ditimbang. Demikian Allah SWT mengatur rincian ciptaan-ciptaan Nya sehingga masing-masing menuju kepada tujuannya tanpa adanya satu bagian pun membatalkan tujuan bagian yang lain atau menjadikan sebagian yang lain tidak memperoleh sifatnya yang mesti dia sandang guna mencapai tujuannya."

2.2.1 Rasulullah SAW Mengelola Kualitas Sahabat

Perjanjian Hudaybiyah adalah perjanjian antara Muhammad SAW sebagai pemimpin kaum Muslim dengan para petinggi musryik Mekkah. Beberapa dictum perjanjian itu terkesan berpihak pada musuh. Di antaranya bahwa jika seseorang dari Quraisy bergabung dengan Muhammad tanpa izin pengawas atau pemimpinnya, dia akan dikembalikan kepada Quraisy. Jika siapa pun dari kelompok Muhammad bergabung dengan Quraisy, mereka tidak wajib dikembalikan kepadanya.

Umar bin Khattab  tidak dapat menyembunyikan kegeraman hatinya, tapi Abu Bakar berusaha meredakan kegusaran Umar tersebut. Abu Bakar yakin bahwa Rasulullah SAW mempunyai alasan yang tepat dan atas perintah Allah SWT baik dalam mengadakan perjanjian dengan kaum Quraisy maupun dari isi dari perjanjian tersebut. Ketika dari kaum Quraisy datang ke Madinah namun ditolak Nabi Muhammad SAW karena konsisten menjalankan perjanjian orang-orang tersebut tidak kembali ke Mekkah, melainkan menetap disuatu tempat yang biasa dilalui oleh kafilah dagang Quraisy. Semakin lam jumlah mereka semakin banyak. Mereka mulai mengganggu kafilah dagang Quraisy ysng pemiliknya telah menyiksa dan merampas harta mereka, serta mengusir mereka dari Mekkah. Hal ini tentu berakibat pada kelancaran perekonomian Mekkah.

Ketentuan bahwa kaum Quraisy tidak akan mengembalikan pengikut Muhammad yang lari ke Mekkah mempunyai hikmah tersendiri. Tidak mungkin seorang sahabat Rasulullah SAW kembali ke Mekkah kecuali mereka murtad.

Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, Abdullah Ibn Mas'ud, Bilal, Abu Ubaidah, Saad bin Abi Waqqas, Amr Ibn Ash, Mudz bin Jabal, Saad bin Muadz, Mua'ab Ibn Umair Ribuan jagoan lainnya. Rasulullah SAW adalah leader yang paling sukses menbangun tim super dan mengembangkan kualita-kualitas individu mereka. Sehingga muncullah satu " Dream team" yang tiada taranya sepanjang zaman.

Ketentuan ini merupakan ujian bagi kualitas keimanan para sahabat. Ternyata kemudian, tidak ada sahabat yang kembali ke kaum Quraisy. Disisi lain banyak para sahabat telah menetap pula disuatu tempat diluar Mekkah dan Madinah.mereka adalah kekuatan potensi bagi dakwah islam dan pertahanan kaum muslim.

Inilah contoh bagaimana Rasulullah SAW mengelolah kualitas keimanan dengan kesetiaan para sahabat. Meskipun mereka dihadapkan pada pilihan sulit dan dibawah tekanan yang besar, mereka tetap setia dan patuh kepada Rasulullah SAW. Setelah perjanjian Hudaybiyah disepakati suasana terasa lebih tenang karena ancaman perang dari Mekkah sudah tidak ada. Masa-masa ini dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk berdakwah ke daerah-daerah lain di jazirah Arab.

Allah SWT Hanya Menerima Amalan yang Berkualiatas

Kita harus mewujudkan hal-hal yang terbaik sebagai output dari aktivitas kita baik yang beraifat duniawi maupun ukhrawi. Kita harus bekerja sebaik mungkin dengan kualitas yang tinggi sehingga menghasilkan produk yang berkualitas tinggi pula. Demikian juga dengan ibadah-ibadah yang kita jalani. Kita harus mendirikan shalat yang paling baik yaitu shalat yang khusyuk, melaksanakan puasa sebaik-baiknya danmengeluarkan zakat dengan harta yang terbaikpula. Inilah pribadi yang berkualitas dan diterima amalannya oleh Allah SWT.

2.2.2 Konsumenlah yang menentukan Kualitas 

Setiap orang pada dasarnya menginginkan yang terbaik atau sempurna. Pembeli menginginkan barang denga berkualitas terbaik. Seorang pasien rumah sakit menginginkan pelayanan kesehatan yang terbaik. Warga juga menuntut pelayanan terbaik pula dari instansi pemerintah. Begitu seterusnya. Setiap orang menuntut kualitas yang sempurna dari barang atau jasa yang dibeli atau diterimanya.

Meskipun produsen telah berusaha semaksimal mungkin untuk memproduksi barang yang berkualitas, namun konsumen mempunyai defenisi tersendiri mengenai kualitas suatu barang.  Oleh karena itu, untuk memenangkan hati konsumen, produsen harus mampu memenuhi standar yang dibuat produsen tersebut, tentunya berddasarkan standar yang tinggi pula.

Pada dasarnya konsumen menginginkan kepuasan dalam berbagai hal dari suatu produk atau layanan. Beberapa hal yang menjadi perhatian konsumen dalam kualitas adalah sebagai berikut (Kaplan & Norton, 2004):

1.         Harga yang kompetitif dan biaya yang rendah

Operasional usaha yang efesien membuat perusahaan dapat memperoleh margin yang penjuakan yang cukup untuk menutup pembiayaan (costs) dan memperoleh keuntungan dari modal yang diinvestasikan namun tetap menawarkan barang atau jasa kepada konsumen dengan harga yang menarik.

2.         Kualitas yang tinggi

Produk yang diinginkan oleh konsumen adalah produk yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkannya dan dapat segera dimanfaatkanya.

3.         Pelayanan yang cepat

Beberapa perusahaan manufaktur sudah mulai menerapkan sistem just-in-time delivery dari pemasok (suppliers) dalam periode satu jam, bukan dalam jangka waktu satu hari apalagi beberapa hari. Dari perspektif konsumen, perusahaan harus dapat mengukur waktu yang biasa dialami oleh konsumen, bukan berapa waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi suatu produk atau menyelesaikan suatu layanan.

4.         Pilihan yang tepat

Beberapa prusahaan ingin seperti super market yang menawarkan kepada konsumen berbagai jenis produk dan jasa. Perusahaan-perusahaan ini dapat mengoptimalkan penggunaan rumusan Pareto's Law, dimana 20 persen varitas yang ditawarkan akan dapat memenuhi 80 persen permintaan konsumen.

Wil- mart dan Costco adalah perusahaan ritel yang lebih selektif dalam pemilihan produk. Wil- mart dan Costco memilih produk dan merek yang paling banyak disukai konsumennya dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah, sserta memenuhi keinginan konsumennya sebagai supermarket.

Southwest Airlines juga menerapkan strategi yang sama dengan cara menghindari bandara-bandara  yang ramai dan mahal sperti Logan Airport di Boston, La Guardia di New York, dan Reagen National di Washington, DC. Maskapai penerbangan ini malah menawarkan bandara-bandara lainnya -- Providence,Rhode Island, Manchester, New Hampshire bagi konsumen di New England; Baltimore bagi daerah Washington DC; Islip, Long Island, bagi konsumen New York yang lebih nyaman bagi konsumen tetapi tetap dengan harga yang lebih rendah khas Southwest dan tetap menarik penumpang dari daerah-daerah yang berpenduduk padat.

2.2.3 Perkembangan Konsep Kualitas

Konsep dan pengerian kualiatas mengalami perubahan sejak awal dimulainya; dari quality control menjadi quality assurance, hingga menjadi total quality management. Tahapan pertama yaitu Quality Control (QC). Anasir dari paradigma ini adalah (1) Pemeriksaan (inspeksi), dan (2) Pengukuran terhadap hasil. Barang-barang atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan akan dibuang, diproduksi ulang, atau diluluskan ddengan konsensi. Sistem pemeriksaan biasanya dilakukan sendiri dan tidak melibatkan pemasok (supplier) atau konsumen secara langsung. Dimensi dari paradigm ini adalah : (1) analisa statistic yang difokuskan pada pembatasan persoalan dan (2)  peningkatan proses. Pengertian "Kualitas" dengan menggunakan paradigma ini yaitu "kualitas adalah kesesuaian dengan standar yang tinggi."

Tahap ketiga dari pertimbangan konsep kualitas adalah Total Quality Management (TQM) atau dikenal juga denga continuous improvement (CI).

Unsur-unsur dari paradigm ini adalah:

1.         Permberdayaan karyawan.

2.         Akuntabilitas tim.

3.         Fokus pada custumer-supplier.

4.         Kecepatan (speed), termasuk pengurangan siklus waktu.

2.2.4 Quality Control, bukan Quality Detection

Sebagian besar masyarakat masih percaya bahwa untuk mencapai kualitas tertentu kita harus memeriksa, menguji, menginspeksi atau mengukur - yang merupakan ritual yang selalu dilakukan pada akhir proses produksi. Hal ini sebenarnya kurang sempurna, namunmasih dipraktekkan secara luas.

Proses adalah transformasi sejumlah input, termasuk tindakan, metode,operasional, menjadi output yang memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas yang diinginkan konsumen, dalam bentuk produk, informasi, layanan, atau hasil secara umum. Semua yang kita lakukan adalah proses, dengan demikian dalam sebuah organisasi terdapat banyak proses yang saling berhubungan. Misalnya, departemen keuangan dalam suatu perusahaan memiliki wilayah kerja yang meliputi proses budgetting, accounting, gaji atau upah, pembiayaan, dan lain-lain. Masing-masing proses dalam setiap departemen atau wilayah kerjadapat dianalisa melalui pengujian terhadap input dan output. Hal ini dapat pula digunakan untuk meningkatkan kualitas di setiap proses yang berlangsung. Output dari suatu proses adalah sesuatu yang kemudian ditransfer ke tempat atau orang lainkonsumen. Jelasnya, untuk memproduksi suatu output yang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, perlu dilakukan penentuan, pemonitoran, dan pengontrolan terhadap input yang dimaksukkan dalam proses, yang kemudian akan di ubah menjadi output.

Dengan demikian, quality control pada intinya adalah aktivitas dan teknik yang digunakanuntuk mencapai dan mempertahankan kualitas suatu produk, proses, atau layanan. Selain itu juga meliputi aktivitas monitoring, mencari dan mengatasi hal-hal yang menimbulkan persoalan kualitas, agar hasil yang diinginkan oleh konsumen dapat dicapai.

Quality assurance yaitu pencegahan timbulnya persoalan yang mengurangi kualitas melalui aktivitas yang terencana dan sistematik. Termasuk dalam hal ini pembentukan suatu sistem manajemen kualitas yang baik dan pengukuran terhadap kelayakannya, pengauditan operasional sistem, dan mereview sistem itu sendiri.

2.2.5 Kualitas Karyawan

Islam sangat mendorong terciptanya pengikut atau karyawan yang berkualitas. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pandangan yang luas, mampu menyelaraskan kedudukan dan tanggung jawab dengan ketaatan kepada Allah SWT. Di samping itu mereka harus mengharmonikan kehidupan mereka dengan organisasi, masyarakat, dan alam sekitar.

Pengikut yang berkualitas memiliki sikap dan karakter yang baik serta keahlian yang efektif. Mereka memiliki moral yang tinggi dan berkeinginan kuat untuk menguasai keahlian yang diperlukan bagi perusahaan atau organisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat. Mereka merupakan asset ketimbang liabilities. Keberadaan mereka membawa manfaat dan keberkahan bagi organisasi. Mereka merupakan inisiator bagi perkembangan organisasi dan membawa perubahan yang positif.

Islam sangat menolak pekerja yang tidak efektif. Dalam beberapa nash (teks) tersirat anjuran untuk meninggalkan kemalasan dan kelalaian. Artinya, Islam tidak menyukai pekerja yang malas dan lalai.

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan doa agar terhindar dari sifat-sifat yang membawa kehancuran. Sifat-sifat itu merupakan sifat yang dapat mengganggu kualitas seseorang dan organisasi atau perusahaan.

"Ya Allah Ya Tuhan kami, sestungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dan aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu dari utang piutang dan berada di bawah tekanan orang lain."

2.2.6 Tanda-tanda Pribadi Berkualitas

"jika sekiranya penduduk suatu kota beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (Q5. AL-Araf 17]: 96)

Allah SWT menyukai orang-orang yang berkualiatas. Kualitas tertinggi dan paling mulia menurut Allah adalah takwa. Dengan demikian orang-orang yang paling berkualitas menurut Allah SWT adalah orang-orang yang bertakwa (muttaqn). Karakter takwa ini ternyata tidak berdiri dengan sendirinya melainkan ada sifat-sifat yang membentuk ketakwaan seseorang.

Kalau kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur'an, ternyata kata "taqwa selalu berkaitan dengan sifat-sifat tertentu. Barangkali ayat-ayat ini menjelaskan bahwa karakter takwa diperoleh dengan mengamalkan sifat-sifat yang terkait dengan karakter takwa tersebut. Sifat-sifat itu adalah sebagaimana berikut.

1. Dermawan (generous).

Adapun orang yang memberikan (hartanya) di jalan Allah dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan urusannya. (QS. Al-Lail [92]: 5-7).

2. Syaja'ah (berani).

Wahai orang-orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu, dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu, dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Tawbah [9]: 123).

3. Sabar dan waspada.

Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah waspada (di perbatasan negaramu). Dan bertakwalah kepada Alah agar kamu beruntung.(QS. Ali 'imrn (31: 200)

4. Tegas dan adil

"Bulan Haram dengan bulan Haram, dan (terhadap) sesuatu yang dihormati berlaku (hukum) qisas. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia, setimpal dengan serangannya terhadap kamu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa. "(QS. AL-Baqarah [2]: 194)

5. Iffah (memelihara diri dari maksiat)

"Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam berbicara sehingga membangkitkan nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab [33]: 32)

6. Benar (sidiq)

Wabai orang-orang yarng beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar. (QS.At-Tawbah |91: 119)

7. Perencanaan yang matang

Dan hendaklah takut (kepada Allah) meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kehendaknya mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang orang-orang yang sekiranya mereka-mereka kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaknya benar"(QS. An-Nisa [4]: 9)

8. Ihsan (berbuat baik)

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q5. An-Nahl |16]: 128)

9. Amanah

Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendakla yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertakwa ke pada Allah, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa), Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. " (QS. Al-Baqarah |2]: 283)

10. Tertib administrasi

Wahai orang-orang yang berimnan! Apa bila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu meniuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis antara kamu nnenuliskannya dengan benar..QS. Al-Baqarah 2: 282)

11. Berkemauan kuat ('azimah)

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (keselahan-kesalahannya).(QS. Al-Araf [7]: 201)

2.2.7 Bekerjasama dalam Meningkatkan Kualitas

Pada masa sekarang ini, semakin jelas keterkaitan satu bagian organisasi dengan bagian lain.  Setiap bagian organisasi atau perusahaan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam "memenangkan" hati konsumen. Apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat di mana ekselensi dalam produk dan pelayanan sangat dituntut. Kehebatan bagian produk dalam menciptakan produk yang berkualitas harus ditopang oleh bagian pemasaran yang hebat pula. Di samping itu mereka juga harus didukung oleh bagian layanan pelanggan dan sebagainya.

Perusahaan-perusahaan terkemuka menyadari hal ini. Mereka mengerti bahwa perusahaan adalah ibarat satu tubuh yang harus sehat semuanya dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Cacat salah satu bagian bisa berakibat buruk bagi perusahaan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, dalam membangun kualitas suatu organisasi atau perusahaan diperlukan kerjasama antar semua bagian. Masing-masing bagian juga harus mempunyai kualitas yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Inilah yang mungkin dimaksud dalam firman Allah SWT yang menyuruh kita untuk bertolong-tolongan dalam kebaikan dan takwa. Kerjasama dalam takwa di sini dapat dipahami sebagai kerjasama dalam meningkatkan kualitas bersama.

"Bertolong-tolonganlah dalam mengerjakan kebaikan dan takwa. Janganlah bertolong-tolongan dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. AI-Maidah [5]: 2)

2.2.8 Janji Allah SWT bagi Orang-orang yang Itqan 

Itqan berarti ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi) untuk kemudian diperbaiki secara terus-menerus, serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu. Dalam terminologi agama, orang-orang itqan disebut orang-orang yang mutqinun.Mereka adalah orang-orang yang paling berkualitas di mata Allah SWT. Kalau di mata Allah SWT mereka adalah yang paling berkualitas, hendaknya demikian juga di nmata manusia. Secara akar kata ltqan dan Taqwa sangatlah dekat. Karena mereka adalah orang-orang yang berkualitas dalam karyanya. Hal bagi Allah SWT menjanjikan beberapa hal bagi orang-orang yang bertakwa yaitu (1) di bukakan jalan keluar bagi persoalan yang dihadapinya, (2) diberi rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka, (3) dan dimudahkan urusannya.

Dengan adanya pengelolaan kualitas secara terpadu baik terhadap diri pribadi maupun perusahaan, akan mudah mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada dan melakukan perbaikan yang perlu. Dengan demikian setiap persoalan untuk menghasilkan kualitas yang tinggi dapat diselesaikan. Impiikasinya, produk atau jasa yang dihasilkan akan memenuhi standar yang diinginkan konsumen. Perusahaan akan mendapat banyak konsumen yang loyal sehingga penjualan meningkat dan dengan sendirinya pendapatan perusahaan juga semakin baik. Dengan meningkatnya pendapatan diharapkan perusahaan dapat terus memperbaiki kekurangan-kekurangannya dengan meningkatkan berbagai fasilitas, keahlian karyawan, dan sebagainya. Pada gilirannya, semua aktivitas perusahaan dapat menjadi lebih mudah karena dikelola secara berkualitas oleh orang-orang yang berkualitas pula.

2.3 STRATEGIC AND TACTFUL (STRATEGIS DAN BIJAKSANA)

Beberapa dekade belakangan terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam manajemen. Di masing-masing dekade kita menyaksikan lahirnya konsep-konsep manajemen strategi baru, terutama dalam dunia bisnis. Perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi lainnya ditawarkan berbagai konsep dalam menghadapi dan berurusan dengan persoalan strategik mereka.

Sebagai orang yang ingin mercladani Nabi Muhammad , bagaimana kita menyikapi hal ini? Teladan dan pelajaran apa yang ditinggalkan beliau untuk kita pelajari dan diterapkan sebagai strategi menghadapi kondisi perekonomian dan usaha dewasa ini? Berikut beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang manajemen strategi dari peninggalan beliau (Al-Qur'an dan Sunnah) dan sirah nabawiyah.

2.3.1 Pengertian strategi dan taktik

Pengertian strategi sangat sederhana yaitu sarana atau cara untuk sampai ke tujuan dan sasaran. Dengan kata lain, strategi adalah hal-hal yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, jalan yang mereka tempuh, dan keputusan yang mereka ambil mereka ambil untuk mencapai titik atau tingkatan keberhasilan tertentu.

Sedangkan taktik adalah aktivitas tertentu yang dilakukan untuk menerapkan strategi dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan. Tujuan dan sasaran adalah keadaan atau hasil lyang  diinginkan dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan jenis organisasi, sifat, bentuk, dan tingkatan keberhasilan yang diinginkan.

Dengan adanya arahan yang jelas melalui misi, visi, dan strategi bagi suatu organisasi, selanjutnya dapat dibuat peta strategi (strategy map) agar arahan tersebut dapat dipahami serta dapat dilaksanakan oleh semua anggota organisasi diberbagai tingkatan.

Menurut Kaplan dan Norton (2004) strategy map didasarkan kepada beberapa prinsip : Strategy balances contradictory forces. Berinvestasi pada intangible asets untuk pertumbuhan keuntungan jangka panjang biasanya berbenturan dengan penghematan pembiayaan (cutting costs) untuk meningkatkan kinerja keuangan jangka pendek. Tujuan utama lembaga swasta adalah untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam shareholder value. Tujuan-tujuan jangka pendek dapat dicapai dengan mengorbankan investasi jangka panjang. Dengan demikian, starting-point dalam menggambarkan strategi adalah dengan menyeimbangkan dan mengartikulasikan tujuan keuangan jangka pendek, untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas, dengan tujuan jangka panjang untuk pertumbuhan keuntungan.

2.3.2 Beberapa strategi nabi Muhammad :

1. Strategi Hijrah ke Madinah

Peristiwa hijrah yang menandai babak baru dalam syiar Islam tidak akan pernah berhasil tanpa strategi dan perencanaan yang matang dari Nabi Muhammad. Sejarah mencatat  kemanjuran strategi beliau untuk meloloskan diri ke Madinah. Beliau mengetahui rencana jahat kaum musyrik Makkah untuk mencari dan membunuh beliau. Tentunya fokus perhatian mereka dalam mencari beliau adalah jalur-jalur utama menuju Madinah (arah Utara). Oleh karena itu beliau menempuh arah berlawanan, yaitu jalan yang terletak disebelah selatan Makkah, arah menuju Yaman. Beliau menempuh jalan ini sejauh lima mil sampai tiba di suatu gunung yang dikenal sebagai Jabal Tsur. Jabal Tsur adalah suatu gunung yang tinggi, sulit dilalui, dan banyak batunya sehingga kaki Rasulullah nyeri.

Dikatakan bahwa beliau berjalan dengan ujung kakinya agar bekasnya tidak terlacak, sehingga kaki beliau terasa sakit. Ketika sampai di gunung, beliau dipegangi oleh Abu Bakar sampai mencapai gua di puncak gunung. Di dalam sejarah, gua tersebut dikenal dengan Gua Tsur.  Setelah merasa aman, mereka keluar dari gua dan berjalan ke arah Selatan (jalan menuju Yaman) kemudian menuju ke Barat, ke arah pantai Laut Merah. Setelah sampai pada suatu jalan yang tidak biasa dilalui oleh orang, barulah menuju ke arah Utara, menyisir pantai. Mereka menempuh jalan yang jarang dilalui orang.

Perjalanan hijrah ke Madinah adalah perjalanan yang penuh tantangan dan marabahaya. Tetapi perjalanan itu berhasil beliau lalui dengan selamat. Beliau sampai di Madinah untuk memulai periode baru dalam perkembangan dakwah yang beliau emban.

2. Strategi Brilian dalam Perjanjian Hudaibiyah

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, para sahabat menyayangkan disepakatinya beberapa klausul dalam Perjanjian Hudaibiyah oleh Rasulullah . Mereka berpikiran bahwa butir-butir isi perjanjian itu terlalu menguntungkan kaum musyrik Makkah. Sebagian mereka, seperti Umar bin Khatab, tidak bisa menyembunyikan kegeraman hatinya terhadap isi perjanjian itu. Umar merasa tidak ada gunanya mengadakan perjanjian dengan orang kafir karena mereka dari segi akidah saja sudah salah. Namun Rasulullah tetap pada perjanjian itu karena melihat dampak jangka panjangnya. Sementara para sahabat hanya melihat dampak jangka pendeknya saja. Memang dalam jangka pendek perjanjian itu merugikan kaum muslimin karena :

1. Mereka sudah hampir memasuki kota Makkah untuk melaksanakan ibadah. Mereka sudah menempuh jarak yang sangat jauh dari Madinah hanya untuk kembali dengan sia-sia. Ini tidak dapat mereka terima.

2. Beberapa isi perjanjian jelas-jelas merugikan kaum Muslim, seperti harus mengembalikan orang orang Makkah yang lari ke Madinah sesudah perjanjian itu disepakati, sementara orang Madinah yang datang ke Makkah tidak boleh dikembalikan.

Pikiran mereka itu sebenarnya sangat logis kalau memakai pemikiran yang pendek. Namun dalam jangka panjang dampak yang diakibatkan oleh perjanjian itu sangat luar biasa bagi perkembangan dakwah Islam.

1. Perjanjian itu menaikkan daya tawar Rasulullah dan kaum Muslim di tengah kekuatan-kekuatan politik yang ada di Arab waktu itu. Nabi Muhammad yang sering diejek dan dihinakan, ternyata berhasil "memaksa" kaum Quraisy  yang sangat disegani di Jazirah Arab  untuk membuat kesepakatan damai. Demikian pula kaum Muslim yang sebelumnya dianggap sebagai kumpulan orang-orang miskin, hamba sahaya, dan terbelakang ternyata telah "duduk sama rendah, tegak sama tinggi" dengan kaum Quraisy.

2. Perjanjian itu merupakan kesepakatan damai antara kaum Muslim dan kaum musyrik Makkah. Sebagaimana diketahui, kaum musyrik Makkah sangat dendam terhadap Rasulullah dan kaum Muslim serta ingin "menghabisi" mereka. Dengan demikian, praktis kaum Muslim selalu berada di bawah ancaman perang dari Selatan (Makkah). Perdamaian yang disepakati untuk 10 tahun ke depan cukup memberi waktu bagi Nabi Muhammad untuk mengembangkan dakwahnya ke wilayah-wilayah lain dengan disamping itu beliau dapat berkonsentrasi mengatur pemerintahan dan menghadapi ancaman dari wilayah lain dan dari intern Madinah sendiri.

3. Isi perjanjian yang menyuruh mengembalikan orang-orang yang lari ke Madinah ternyata memberikan berkah tersembunyi (blessing in disguise). Dengan semakin banyaknya orang yang masuk Islam dan tidak boleh tinggal di Madinah, membuat orang-orang Muslim tidak harus terkonsentrasi di Madinah.Dengan kata lain, mulai muncul kelom-pok-kelompok Muslim di beberapa daerah, termasuk di Makkah sendiri. Mereka ini merupakan kekuatan baru dalam syiar Islam.

4. Orang-orang yang lari dari Makkah dan ditolak di Madinah ternyata memilih untuk tidak kembali ke Makkah. Mereka menetap di suatu tempat yang dilewati oleh kafilah dagang Quraisy. Mereka ini kerap mengganggu kafilah-kafilah dagang lewat di sana sehingga kegiatan perdagangan penduduk Makkah terganggu. Dengan terganggunya jalur perdagangan maka kegiatan ekonomi mereka juga terganggu. Satu-satunya cara adalah "menyingkirkan" para pengganggu itu. Namun di sisi lain, mereka telah sepakat untuk tidak berperang dengan kaum Muslim.

Wal hashil, dalam jangka panjang ternyata strategi Nabi Muhammad terbukti berhasil. Dakwah Islam berhasil dikembangkan kedaerah-daerah lain. Tata kelola pemerintahan Madinah mulai dapat berjalan dengan baik. Disamping itu juga beliau berhasil menaikkan bargaining power kaum Muslim di jazirah Arab dan di hadapan dua negara adidaya pada waktu itu, Romawi dan Persia.

3. Strategi Militer yang Jitu Sebelum terjadinya Perang Badar,

Rasulullah e mengirim sekitar 20 ekspedisi militer ke daerah-daerah di sekitar Madinah. Pengiriman ekspedisi-ekspedisi ini bertujuan untuk merebut kontrol atas wilayah-wilayah tersebut sebagai suatu taktik dalam sistem pertahanan kota Madinah. Beberapa ekspedisi dilakukan ke beberapa suku dan kabilah Arab untuk memperoleh dukungan mereka atau mengadakan perjanjian damai dengan kaum Muslim. Di samping itu, pengiriman berbagai ekspedisi ini juga bertujuan untuk memutus jalur perdagangan antara Makkah dan Syam. Di antara ekspedisi-ekspedisi itu, hanya satu ekspedisi yang mengakibatkan terjadinya per- tumpahan darah. Rasulullah membentuk jaringan intelijen untuk mendapatkan informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di padang pasir dan di Makkah. Sistem ini sangat rapi dan canggih sehingga kemungkinan sebagian besar sahabat di Madinah tidak mengetahuinya. Misalnya, mereka tidak mengetahui bahwa paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Muthalib, ditinggalkan di Makkah sebagai agen intelijen. Ketika Rasulullah berangkat perang, tidak seorang pun tahu niat dan maksudnya yang sesungguhnya.

Beliau membuat sistem informasi berantai untuk menghubungkannya dengan para sahabat yang berada di garis depan. Dengan demikian Rasulullah dapat mengikuti segala yang terjadi di medan peperangan. Rasulullah * tidak pernah berusaha untuk mendirikan kerajaan yang besar di jazirah Arab. Misi yang diemban beliau adalah mengajak manusia untuk menyembah Allah dan mentauhidkan-Nya. Meskipun untuk mencapai tujuan tersebut harus dengan mengirimkansekitar 80 ekspedisi militer dan memimpin 28 di antaranya, hal tersebut bukanlah sebagai agresi militer yang bertujuan untuk memusnahkan musuh.

Rasulullah sangat hati-hati dalam menganalisa kekuatan dan pergerakan musuh. Darianalisa tersebut beliau dapat menyusun strategi dan perencanaan yang matang. Bahkan dalam Perang Uhud di mana kaum Muslim menderita kekalahan, sistem pertahanan yang beliau susun sangat strategis dengan menempatkan pasukan panah di punggung Bukit Uhud. Kekalahan yang terjadi lebih disebabkan oleh ketidakdisiplinan pasukan Muslim dalam mentaati perintah beliau.

4. Kecerdasan Raulullah

Kecerdasan lainnya tampak ketika beliau dapat menganalisa jumlah kekuatan musuh. Beliau menggali informasi dari beberapa tentara musuh yang tertangkap dengan menanyai berapa banyak unta yang disembelih dalam sehari. Kemudian beliau membuat perkiraan berapa banyak tentara musuh dengan berdasarkan jumlah unta yang disembelih tersebut.

Dalam mengalahkan musuh-musuhnya, Rasulullah menggunakan beberapa strategi seperti dengan melakukan pengepungan, membuat parit pertahanan, atau melakukan serangan mendadak. Dalam beberapa pertempuran pasukan Muslim berhadapan dengan musuh yang belum siap dan mengalahkan mereka dengan mudah. Tujuannya adalah untuk sedapat mungkin menghindari jatuhnya korban di kedua belah pihak. Misalnya, dalam Perang Khaibar, kaum Yahudi mengetahui Rasulullah mendatangi mereka, setelah mengetahui petani-petani mereka meninggalkan lahannya setelah melihat Nabi pada pagi dini hari. Mereka hanya punya perlindungan di benteng-benteng pertahanan.

5. Kehebatan Strategi Rasulullah

Kehebatan Strategi Rasulullah lainnya tampak pada peristiwa pembebasan kota Makkah (fath Makkah). Ketika itu kaum Muslim dapat masuk Makkah dengan aman tanpa adanya  pertumpahan darah.

Dalam Perang Khandaq, beliau menawarkan perjanjian damai dengan Banu Ghatafan, sekutu Quraisy. Beliau juga mengupayakan timbulnya perselisihan dan kesalahpahaman antara pasukan Quraisy dan Banu Qurayza. Akibatnya, kekuatan musuh melemah dan mengalami depresi. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Makkah tanpa terjadinya pertempuran.

6. Graduality

Aisyah pernah mengatakan bahwa, "Surat-surat pertama yang diturunkan berbicara tentang surga dan neraka, merupakan ayat-ayat pendek. Barulah setelah orang orang terkondisikan untuk menerima ajaran Islam, ayat-ayat yang berbicara tentang hukum mulai diturunkan. Jika perintah-perintah seperti, "jangan minum khamar!" "Jangan berzina," diturunkan duluan, maka orang-orang tidak akan mau meninggalkan perbuatan-perbuatan iniRiwayat ini menggambarkan kepada sebuah kebijakan penting dari Rasulullah yaitu berangsur-angsur (gradual) dalam menetapkan suatu hukum. Memperbaiki umat manusia merupakan pekerjaan yang sangat sulit dan kompleks. Mereka telah terbiasa dengan perilaku dan kebiasaan tertentu yang sulit diubah. Karena itulah mereka tidak siap untuk menerima sesuatu yang baru. Dalam situasi demikian, satu-satunya cara untuk memperbaiki perilaku mereka adalah dengan bertindak bijaksana dan menerapkan kebijakan secara bertahap. Rasulullah pertama kali merubah cara berpikir orang-orang Arab. Ketika telah berkembang kemampuan mereka untuk menerima perbaikan, barulah Rasulullah mengemukakan perintah-perintah syariah kepada mereka. Jika Rasulullah menerapkan hukum syariah tanpa merubah cara berpikir bangsa Arab terlebih dahulu, maka tujuannya untuk merubahmasyarakat Arab tidak akan mencapai hasil yang diinginkan.

Dalam waktu sepuluh tahun NABI Muhammad melakukan perubahan besar terhadap bangsa Arab. Bangsa Arab yang semula terpecah pecah menjadi berbagai suku dengan cepat berubah menjadi satu bangsa yang berada di bawah pengaruh Islam. Prestasi yang dicapai dalam yang singkat ini akan selalu dipandang sebagai salah satu prestasi yang paling hebat dalam sejarah.

7. Strategi Membangun Peradaban

(A) Langkah pertama yang dilakukan Nabi

setibanya di Madinah adalah membangun sebuah masjid sebagai sarana untuk mengumpulkan para pengikutnya dalam menyebarkan slam dan mengajarkan nilai-nilai kemasyarakatan yang ingin ditegakkan di Madinah, seperti nilai-nilai persaudaraan, kesetaraan, kebebasan, dan keadilan ekonomi dan sosial. Masjid Nabawi merupakan kantor Nabi. Beliau memusatkan semua kegiatan di masjid itu seperti pembuatan surat-surat korespondensi dengan suku-suku dan kepala-kepala pemerintahan. Tidak ada istana atau kantor ketika Rasulullah hidup.

(B) Langkah kedua yang dilakukan Nabi

adalah mewujudkan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Rasulullah mem- berikan penekanan pada Islam menjadi agama yang komprehensif terhadap persaudaraan manusia. Setiap Muhajir mempunyai seorang saudara dari kalangan Anshar. Hal ini mampu mengangkat prestise kaum Anshar dan meningkatkan kesejahteraan kaum Muhajirin.

(C) Crash Programn

Rasulullah memulai kepemimpinannya di Madinah ketika beberapa persoalan berikut memerlukan perhatian serius:

1. Rehabilitasi kaum Muhajirin di Madinah.

2. Menetapkan dengan jelas hak dan kewajiban Muhajirin dan Anshar.

3. Perjanjian dengan non-Muslim khususnya dengan kaum Yahudi.

4. Mengatur pertahanan dan pemerintahan Madinah

5. Kompensasi bagi kaum Muhajirin terhadap kerugian yang mereka derita.

6. Pembangunan ekonomi dan kesejahteraan umum masyarakat Madinah.

Rasulullah mempunyai otoritas sebagai:

1. Nabi dan Rasul

2. Kepala negara dan pemerintahan

3. Pembuat undang-undang

4. Panglima perang

5. Kepala kehakiman

(D) Job Distribution

Beliau membagi tugas para sahabat, antara lain:

1. Ali dan Usman bertugas mencatat wahyu.

2. Zubair bin Awam dan Al-Juhaym mencatat pendapatan negara dari sektor zakat.

3. Hudhafah bertugas membuat perkiraan pendapatan kebun-kebun kurma.

4. Mughria dan Hassan bin Fair mencatat transaksi.

5. Hanzalah bin Rabi' dikenal sebagai sekretaris Rasulullah.

Di antara strategi yang dilakuan oleh Rasulullah lainnya adalah membagi wilayah pemerintahan, mengangkat Para hakim, membuat sistem fiskal, strategi pertahanan, serta mengorganisir sistem pengajaran.

(E) Regional Distribution

Pembagian Wilayah

Beliau juga membagi wilayah pemerintahan. Setiap wilayah dipimpin oleh seorang yang di- sebut wali atau gubernur propinsi. Penunjukan seorang gubernur dilakukan oleh Rasulullah. Madinah merupakan ibukota negara. Tanah Arab dibagi menjadi beberapa propinsi yaitu Madinah, Yaman, Najran, Oman, Hadramaut, Bahrain, Tihama, dan Najd. Di masing-masing propinsi ini Rasulullah menunjuk beberapa orang gubernur yang bertugas menegakkan hukum dan peraturan serta mengatur administrasi pemerintahan.

Selain mengangkat gubernur, Rasulullah juga menunjuk beberapa orang sahabat dari masing-masing suku yang bertugas untuk mengumpulkan zakat dan sadaqah. Para amil ini dilatih oleh para ahli dalam transaksi ini. Pengangkatan Para Hakim Rasulullah juga mengangkat beberapa orang qadhi (hakim) di samping beliau sendiri bertindak sebagai hakim tertinggi. Ali dan Musa bin Jabal diangkat sebagai qadhi oleh Rasulullah. Hukum dibuat berdasarkan Al-Quran dan sunnah.

Pembuatan Sistem Fiskal Negara

Beliau juga membuat sistem pendapatan negara. Sistem ini bukan merupakan hal baru pada masa Rasulullah. Kekaisaran Romawi mempunyai sistem pendapatan yang rapi. Namun, bangsa Arab pra-Islam tidak memiliki pemerintahan pusat sehingga mereka tidak memiliki sistem pendapatan negara. Negara Madinah memiliki semua unit pemerintahan yang penting untuk kesejahteraan warga. Kebijakan ekonomi agar sesuai dengan ajaran Al-Quran.

Rasulullah membentuk dewan perbendaharaan negara untuk menampung dan menyalurkan pendapatannegara. Sumber-sumber pendapatan negaraMadinah adalah:

1. Zakat dan shadagah.

 Zakat dibebankan kepada seluruh kaum Muslim yang memiliki harta sampai batas tertentu (nishab) dan dibayarkan menurut prosentase tertentu. Orang-orang miskin tidak diwajibkan membayar zakat harta. Harta yang wajib dizakatkan meliputi emas dan perak, binatang ternak, harta perniagaan, dan barang tambang atau harta terpendam.

2. Jizyah

            yaitu pajak yang dibebankan kepada warga non-Muslim sebagai kompensasi perlindungan terhadap jiwa, harta, ritual keagamaan dan rumah ibadah mereka dari gangguan orang luar.

3. Kharaj

            yaitu pajak tanah yang dikumpulkan dari kalangan non-Muslim. Pada mulanya pajak ini diterapkan kepada kaum Yahudi setelah penaklukan Khaibar. Semua tanah yang diduduki oleh kaum Muslim tetap digarap oleh pemilik semula dengan membayar kharaj.

4. Fay

 yaitu tanah di wilayah taklukan yang menjadi milik negara. Contohnya tanah Fadak. Hasilnya didistribusikan untuk keluarga Rasulullah, fakir-miskin, dan orang-orang yang membutuhkan.

5. Khums

Seperlima dari rampasan perang diserahkan kepada negara dan sisanya dibagikan kepada pasukan Muslim. Khums sering disebut juga dengan ghanimah.

Proses perekrutan tentara Muslim dilakukansendiri oleh Rasulullah. Pembagian dan pe-nempatan pasukan dibuat berdasarkan perhitungan yang matang. Hal ini ditambah dengan strategi perang yang hebat sehingga pasukan Muslim dapat memenangkan sebagian besar peperangan.

Pengorganisasian Sistem Pengajaran

Rasulullah mengutus beberapa orang sahabat untuk menyebarkan ajaran Islam ke berbagai suku Arab. Mereka bertugas mengajak suku-suku tersebut untuk memeluk Islam. Beliau juga meningkatkan kemampuan baca tulis di kalangan para sahabat.

Penulis :

1. Ayu Saputri (C1F017030)

2. Randi Bayu Rustam (C1F017058)

3. Nesti De Amelia (C1F017060)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun