Yuna hanya mengedikkan bahunya.
***
Mereka berdua berjalan keluar mall menuju halte bus. Hanya terdengar derap langkah dan hembusan angin malam yang menerpa kulit wajah mereka.
Yuna dan Yuri duduk bersebelahan menunggu bus tiba. Tidak ada perbincangan di antara mereka. Yuna masih sibuk dengan artikel yang dibacanya saat berada di dalam mall.
"Dek, sepertinya aku akan bisnis untuk membuka restoran."
"Hm, boleh saja. Terserah kau." Yuna masih menatap layar ponselnya, membaca kalimat-kalimat yang tertulis di sana.
"Oke, busnya sudah sampai, jika ada yang berminat menjadi partner bisnisku beritahu aku segera Yuna. Aku pergi dulu." Yuri pun bergegas menaiki bus yang sudah berhenti di hadapannya.
Tanpa mereka sadari, bahwa lelaki yang sedang berdiri tak jauh dari halte bus mendengar percakapan mereka. Pria itu sangat tertarik untuk membuka bisnis terutama pada bidang masak memasak seperti di restoran.
Pria itu mendekat dan duduk di samping Yuna.
"Maaf? Tadi kau membicarakan bisnis dengan wanita yang memakai kemeja? Bolehkah aku menjadi partner bisnisnya?"
Yuna menolehkan wajahnya untuk  melihat siapa yang mengajaknya bicara. Ia mengkerutkan dahinya setelah melihat lelaki yang mengajaknya bicara.