Melihat anak dimarahi suami saja, Ibu kadang tak tega. Selesai memarahi anak, atau memukul untuk mengajari dan mendidik. Saat anak tertidur pulas sesegukan. Ibu memandangi dengan nanar dan penuh rasa penyesalan. Nyesek.
Lain dari pada itu, ketahuilah bahwa siapapun itu otang tua. Pastinya menginginkan anak akan lebih baik dari mereka.
Terbayangkan, jika anak yang jadi tumpuan harapan justru menggoreskan kecewa. Â Ibu kadang menyebunyikan masalahnya sendiri. Jika pun ada meluapkan emosi, marah atas kelakuan anak. Tamparan itu tak sesakit perasaan hatinya yang tersayat-sayat. Bagaimana nelangsanya ibu memikirkan anaknya.
Jalan yang ditempuh anak demi masa depan kelak, adalah andil orang tua. Siapapun ingin bahagia. Maka jalan utamanya adalah berbakti dengan orang tua.
Bukan hanya berfokus pada pemberian materi semata. Bahagiakan mereka dengan perhatian dan kasih sayang. Jadilah berguna dan membanggakan.
Postingan hari 6
Ibu
Doamu terkabul.
Jika ibu marah-marah maklumilah, mungkin lelah. Yakinlah kemarahannya berlandaskan kasih sayang. Bisa saja lelah mendera. Jangan balas dengan kemarahan juga. Â Jangan sakiti hatinya dengan berkata kasar. Katakan pendapat dengan sopan dan santun.
Jika bepergian, jangan lupa pamit dan bersalaman takzim. Tampakkan segala hormat dan memuliakan mereka.
Jalan didepan Ibu jangan pongah, rundukkan badan, ucapkan permisi. Ceritakan hal-hal baik padanya. Ibu itu orangnya suka cemas bahkan was-wasnya berlebihan.