Padahal ini sangat penting, agar tiada putus hubungan. Tak jarang seakan sudah tak mengenali lagi karena kebanyakan anak tidak menyambung silaturahmi seputaran dunia orang tuanya.
Tegur sapa, berbagi kabar, saling mengunjungi dan bercengkerama. Seringkan terjadi  jika di rumah itu tidak ada lagi yang dituakan terasa kali tiada lagi yang berkunjung seperti semasa mereka masih hidup. Nah, kitalah lagi yang mengunjungi para orang-orang  yang dulunya dekat dengan orang tua kita.
Mungkin begitu!
~
Tulisan hari ke 20
Pernah dengar atau menemukan tulisan yang menyatakan wanita itu tiang negara jika baik akhlaknya maka selamatlah negaranya. Tahu kenapa?
Pada seorang wanita akan menjadi ibu. Ia adalah pembentuk karakter penerus bangsa. Di balik sesuksesan seorang pria ada wanita di belakangnya.
Peranan kaum wanita terutama ibu tidak bisa dipandang sebelah mata untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik.
Ibu, guru pertama, madrasah di rumah. Ada lagi keberuntungan tinggal dan hidup serta terlahir dari budaya Timur. Nilai-nilai etika menghargai berprilaku sopan pada orang yang lebih tua masih menjadi pegangan. Semoga saja tidak tergerus oleh zaman. Pengaruh budaya luar masih bisa kita filter. Sebuah harapan, ya, mungkin pesimis.
Kesopanan serta norma kesusilaan itu mulai tidak lagi diberlakukan. Anak muda seenaknya saja terhadap orang yang lebih tua, apatis, egois dan arogan. Berasa diri lebih berilmu dan modern. Orang tua dianggap kolot dan ketinggalan zaman.
Tulisan hari ke 22_end