Perangai buruk sang Ibu, ingat dialah yang melahirkan kita. Â Hal menghormati dan patuh masih dalam kewajiban. Dengan catatan jelas tidak bertentangan dengan nilai agama dan kemanusiaan.
Keyakinan berbeda sekalipun, hormati ibumu. Jika perilakunya tak baik terus bimbing dan mendoakan agar sadar. Anak tidak ada kewajiban menghukum orang tua dengan meninggalkan kebaktiannya, apalagi menjahati orang tua.
Berat hati memang menerima kenyataan. Sosok yang harus kita muliakan telah berbuat dosa atau hal memalukan. Namun, seberat apapun  anak harus bisa bersikap baik. Saat itulah juga kesabaran sang anak sedang diuji. Karena kita tidak bisa memilih dari sosok wanita mana kita dilahirkan. Right?
~
Postingan hari ke 7
Ibu
Jika sudah menyalahi aturan dan kodrat sebagai Ibu. Sifat keibuan telah sirna. Apakah masih kedudukanmu mulia. Pantaskah surga itu berada di bawah telapak kakimu.
Ibu
Kemuliaan yang telah tercabut. Apa yang dirasa oleh anakmu. Pengorbanan selama ini Ibu lakukan seakan-akan beterbangan seperti debu.
Ada dilema .
Tidak mungkin tidak mengakuimu Ibu. Namun rasa malu menghantui memiliki ibu seperti itu. Anak-anak menaruh rasa kecewa, benci dan perasaan-perasaan lainnya. Namun, pada sisi lain mereka juga tak bisa membohongi nurani maupun darah nasab, bahwa wanita yang telah melenceng itu adalah ibu kandungnya.