Mohon tunggu...
Kharissa Widya Kresna
Kharissa Widya Kresna Mohon Tunggu... -

Suka bermain kata. Cuma itu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa tak Kau Katakan?

5 Juni 2012   06:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenyataan pertama bahwa kau mencintai dan dicintai orang yang telah menjadi milik orang lain sudah cukup membuat duniamu hancur.

Apa lagi?

'Itulah kenapa aku menghilang ketika baru beberapa bulan mengenalmu. Aku merasa sudah membuaimu terlalu tinggi dan membuatmu berpikir aku mencintaimu. itu salahku.'

lanjutnya kemudian terdiam. aku merasa jatuh kesumur tanpa dasar.

'Lanjutkan!' ucapku serak

'Tapi kemudian aku menyadari aku nggak bisa hidup tanpa kamu. lalu kuputuskan untuk mencarimu kembali. tapi saat itu aku sudah mnyelesaikan ceritaku dengan Iva. Hanya saja...' dia tercekat suaranya sendiri.

'Teruskan!' Suaraku tegas menuntut penjelasan.

'Hanya saja itu tidak berlangsung lama. 8 bulan sebelum aku memutuskan hubungan denganmu aku bertemu kembali dengan Iva dan meluapkan segalanya. perlu kamu tau, aku... ingin sekali melakukannya denganmu. tapi aku tidak bisa. maksudku aku ingin sekali melampiaskan hasratku padamu dan melakukannya sambil bicara betapa aku mencintaimu. tapi aku tidak mungkin melihatmu rusak hanya karena mencintai lelaki sepertiku. jadi kuputuskan melakukannya dengan Iva. Iva setuju karena dia masih mencintaiku dan ingin membuatku bahagia denganmu. Tapi ternyata aku salah..'

Aku mengigit bibir hingga berdarah. aku mengusapnya. tapi sakit hati yang kurasakan telah membuatku mati rasa dengan sakit terhadap fisikku.

Aku menahan airmataku agar tidak keluar sekeras mungkin. Yulian mulai bicara lagi.

'Maafkan aku, Cha. tapi ternyata perbuatanku membuat Iva mengandung anakku. karena itulah aku meninggalkanmu. tapi aku tidak berani berterus terang karena takut kau terluka..'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun