Pukul delapan malam, Afrizal tengah bekerja membantu temannya berjualan nasi kucing.
Tiba-tiba handphonenya berdering, ditelpon dari nomor kepegawaian sekolah.
Dia disuruh untuk segera masuk pukul 6 pagi, walau besok adalah hari minggu.
Afrizal merasakan sesuatu yang janggal dari nada bicara staff kepegawaian tersebut, namun setelah telpon tertutup, Afrizal segera menghapus segala perasaan janggal tersebut dan fokus melayani pelanggan.
Afrizal kemudian kembali bekerja sampai pukul 11 malam.
Ketika pulang, Ibu Afrizal menunggu di depan rumah sambil terkantuk-kantuk matanya. Melihat Afrizal mengucapkan "Assalamualaikum," Ibu tersenyum, dengan penuh syukur menjawab salam Afrizal, "Waalaikumsalam.". Segera ibu membawa segelas teh hangat selagi Afrizal mengganti baju.
Kemudian mereka nonton tv berdua, ibu bercerita mengenai apa yang dia alami hari ini.
"Ani peringkat sepuluh besar UN di seluruh provinsi kata gurunya."
Afrizal sudah dengar semua itu kemarin, tapi ia selalu mendengarkan ucapan bangga dari ibunya.
"Ani tuh bisa milih universitas apa aja, dan tahu gak mas dia bilang apa ke Ibu?" Kemudian Ibu berucap, kali ini suaranya kehilangan semangatnya, "Dia bilang dia pingin langsung kerja aja."
"Wah, sayang."