Berita mengenai kebenaran itu tidak mendapati perhatian kuping keluarga tersebut oleh kesibukan mereka untuk bertahan hidup sehari-hari.
Dan channel berganti tayangan, suatu sinetron murahan.
Berita itu tidak pernah diberitakan lagi, dalam televisi ataupun koran. Hanya seperti kisah yang lalu, kicau kebenaran tersebut lenyap oleh berita-berita yang lebih nampak dan keras suaranya, begitu juga lontar nama Afrizal sang penyodomi.
Hanya dari doa yasin yang dibacakan ibu setiap malam jumat, nama Afrizal kembali disebut dan muncul dalam hatinya, dalam lembut Afrizal berkata bahwa ia terus memperhatikan keluarganya dan tuhan kini telah merawatnya dengan begitu baik di akhirat sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H