Sang ibu melihat ke arah anaknya yang kebingungan, lalu dia melihat ke dokter itu lagi.
"Apa mungkin mengubah hasil visum?"
***
Televisi menayangkan tentang kasus sodomi di sekolah internasional. Diberitakan begitu sensasional, begitu biadab, begitu memalukan.
Sang anak disensor mukanya, dan sang ibu menceritakan detil mengerikan yang dilakukan sang pelaku. Begitu membuat buluk kuduk merinding ketika penonton mendengarnya, diikuti suara-suara latar yang tak kalah ngeri. Kemudian foto Afrizal diperlihatkan, orang-orang yang melihatnya segera merasakan perasaan jijik terhadapnya. Afrizal dikatakan sudah mengaku, namun ia baru akan diadili sebulan lagi.
Di kediaman Afrizal, suasana begitu panas. Bau tidak sedap di pekarangan rumah Afrizal oleh lemparan telur busuk, sayur-sayuran, dan air got. Mereka murka, tapi karena tak mampu mengeroyok Afrizal secara langsung, maka keluarga Afrizal adalah pelampiasannya. Ibu masih mengurung diri juga kelima anggota keluarga Afrizal.
"Ani pokoknya gak mau ikut perpisahan."
Ani melempar uang 300 ribu yang tercecer di lantai, dan Ibu segera mengambilnya satu-satu yang kemudian terkagetkan oleh dobrakan suara pintu kamar Ani yang menutup.
Ibu setelah selesai mengumpulkan uang yang Ani lempar, dengan matanya yang masih basah mencoba mengetuk pintu kamar Ani.
"Gak akan ada yang tahu Ni, memang mereka kenal masmu?"
"Mereka pasti tahu, entah bagaimana, mereka pasti nanti akan tahu!"