Tapi sepertinya dia tidak puas dengan jawabanku. Dia melengos pergi dengan muka masam.
Jam empat aku keluar dari kantor tempat prakerin, kemudian aku teringat akan laporan yang harus dibuat, panduannya sudah ada bahkan sebelum praktek kerja industri ini dilaksanakan.
Lagi-lagi aku memutuskan untuk pergi ke tempat itu. Sore hari ditambah dengan suasana mendung, lengkap sudah ciri-ciri akan datang hujan.
"Permisi!" sapaku pada penjaga warnet itu dan lagi-lagi ditanggapi dengan senyum khas-nya, "saya ingin dibuatkan panduan laporan prakerin, bisa selesai sore ini juga?" kali ini aku menjelaskan maksud kedatanganku dengan baik.
"Boleh, tapi setiap sekolah itu mempunyai aturan sendiri perihal laporan," jelasnya.
Aku tahu hanya saja ini digunakan untuk referensi tambahan, semakin banyak referensi maka semakin banyak pula tambahan inspirasi. Begitulah lugunya aku saat masih sekolah.
Setelah pertemuan di bulan Januari, aku menjadi lebih sering mengunjungi tempat itu. Kau tahu sikap laki-laki penjaga warnet itu?, entah kenapa rasanya sangat menarik perhatian.
Aku tidak akan mengatakan kalau dia orang yang tampan, berpostur kekar, dan muda. Tentu saja bukan itu yang menarik perhatianku, namun sesuatu yang lain yang menurutku itu sangat istimewa.
Saat dia tengah mengetik sesuatu, pandangannya melihat fokus pada layar monitor, dan aku yang berdiri di depannya memperhatikan setiap gerak tangan maupun kedipan matanya.
* * *
Februari 2017