Mohon tunggu...
Anirosse
Anirosse Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Aku suka membaca buku (lebih tepatnya novel), dan baru-baru ini suka menulis cerita genre drama, suspense/thriller, dan romance.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Tinggal

21 Juni 2022   08:45 Diperbarui: 21 Juni 2022   08:59 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku jarang sekali pergi kemanapun bersama orang lain, tahu sebabnya apa?, karena aku tidak punya teman dekat. Kalau ini diceritakan dengan panjang lebar, aku ragu bisa menuliskannya dalam sepuluh lembar halaman kertas hvs ukuran A4. Ini bagian menyedihkan dalam kehidupanku yang sudah berjalan hampir 22 tahun.

Aku akan kembali pada topik awal pembicaraan. Maaf, karena aku tidak mahir mengungkapkan sesuatu dalam satu kalimat padat dan jelas. Aku orang bodoh yang sangat sok tahu, suatu hari di tahun 2016, aku mengunjungi tempatmu untuk membuat naskah drama.

Meskipun tidak punya teman, aku cukup bertanggung jawab dalam masalah tugas dan kewajiban kelas. Waktu itu, aku tidak bisa menghidupkan komputer, bukankah terdengar lucu bagi siswa menengah atas? itu ada cerita lainnya.

Aku bisa melihat wajahmu dan wajah anak-anak yang menertawakanku karena terlihat konyol, bukankah itu sangat memalukan?.

Tapi jika diingat sekarang, itu sangat membahagiakan. Menjadi hiburan tersendiri saat aku merasa jenuh dan kesepian.

Aku masih mengingat wajahmu, namun disisi lain aku merasa tidak senang dengan orang yang terlalu ramah dan banyak tersenyum. Jika ada mesin waktu semacam punyanya doraemon, aku ingin meminjamnya sebentar kemudian melihat kembali masa itu.

Aku akan memberitahumu kalau naskah yang kubuat itu, membawa kebanggaan sekolah saat dipentaskan di depan tamu. Orang lain bertepuk tangan, pihak sekolah dan teman-temanku juga ikut bahagia. Sayangnya mereka melupakan aku yang hampir sepanjang malam memikirkan naskah itu.

Sejak kunjungan pertama, aku merasa nyaman berada di tempat itu karena dipenuhi buku-buku yang tebal. Mereka menggoda sekali, seolah memintaku untuk membacanya. Aku senang dengan tempat itu, yang belakangan sangat sepi pengunjung.

Dengan surat ini, aku ingin mengatakan kalau setelah kunjungan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya, entah kenapa aku selalu merasa perlu untuk datang kesana saat aku merasa sedih dan ingin melarikan diri dari rumah.

Aku menyisihkan uang jajan yang tidak seberapa untuk sekedar melarikan diri, aku suka suasananya yang luas, dan tidak ada yang mengenalku disana.

Apakah aku termasuk pelanggan tetap yang sangat rewel? atau seorang pelanggan tertutup yang misterius?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun