Erick mengangguk,
"Beres. Lagi pula aku memang berniat untuk memberi salam pada beliau."
Ivan menepuk pundak Erick pelan,
"Sampai jumpa nanti malam."
Kemudian ia berjalan ke arah pintu yang dibukakan oleh Harun. Pak Harun mengangguk hormat pada Erick, kemudian menutup pintu. Erick menatap pintu setengah melamun. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada bola yang ada di meja Ivan. Ia meraih bola itu dan menatapnya dengan senyum penuh kerinduan,
"Ayah benar. Ivan memang lebih membutuhkan bola ini." katanya menggenggam bola itu dengan erat. Wajahnya terlihat pilu.
@@@
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!