"Don't know juga, Ay. Coba kamu pergi dulu gih. Ibu Intan kan bendahara sekolah, mungkin ada hubungannya dengan uang sekolahmu" jawab Riska.
Aya meremas-remas kedua tangannya dengan wajah pucat,
"Itu yang aku takutkan, Ris"
"Ya udah. Pergi dulu sana. Cari tahu dulu. Jangan berfikiran yang tidak-tidak" kata Riska mencoba menenangkan Aya.
Aya mengangguk lemah. Sambil menundukan kepalanya, ia melangkah keluar dengan gontai. Riska menatap kepergiannya dengan wajah prihatin.
Tak lama kemudian, Aya kembali masuk ke kelasnya dengan wajah gembira. Dia lansung mendekati Riska dan menarik Riska berdiri sambil berteriak bahagia.
"Ris ! Aku dapat beasiswa penuh ! Sekolah memberikan ku beasiswa penuh !" teriaknya mengajak Riska melompat dan berputar.
Riska tanpa sadar mengikuti gerakan Aya dengan eskpresi tak kalah gembiranya.
"Serius lo, Ay ? Ahhh...selamat ya!! "
Aya dan Riska melompat dan berputar kegirangan. Teman-teman sekelas mereka ikut bersorak gembira.
"Selamat ya, Ay !" seru salah seorang temannya.