Erick menatap bola yang dimainkan oleh Ivan,
"Kau masih menyimpan bola itu.?"
Ivan menatap bola yang ada di tangannya dan tersenyum kecil,
"Ya. Aku tidak akan pernah membuangnya. Selama ini bola inilah yang menemaniku melewati hari-hariku." jawab Ivan.
"Kau tahukan betapa aku pernah membencimu karena bola itu.?" tanya Erick.
Ivan mengangguk dan menatap Erick,
"Ya...aku tahu."
"Waktu itu aku mengira, ayah akan memberikan bola itu padaku. Bola kesayangannya. Aku putranya sendiri. Tapi beliau malah memberikannya padamu." Erick tersenyum sedih, "Dan yang lebih menyakitkan, dia memberikannya di depan mataku. Aku betul-betul marah padamu. Aku berfikir kau sudah merebut ayahku."
Ivan perlahan berdiri dan duduk di sebelah Erick. Ia menatap bola itu dengan seksama,
"Aku tidak menyangka bola ini memberikan pengaruh yang besar padamu."
Erick menatap Ivan,