"Iyaaa! Keren kan diaaa!" seru Nana dan Indi serentak.
Mendengar seruan kagum Nana dan Indi, beberapa murid lain yang asyik mengerjakan tugas, menatap mereka berdua merasa terganggu.
"Huss! Tenang sedikit! Dari pada ngerumpi, kerjakan tugas kalian! Ntar lagi Pak Ismeth balik!" tegur Rahman pada Nana dan Indi.
Nana dan Indi hanya bisa manyun dan kembali ke kursi masing-masing untuk mengerjakan tugas mereka.
Aya dan Riska tersenyum kecil melihat hal itu.
"Sepertinya Senior Erick itu...gilaa!" kata Riska membuka lagi bukunya.
Aya mengangguk-angguk tanda setuju. Tapi mau tidak mau ia salut pada rasa kesetiakawanan Erick.
@@@
Ivan sedang menyimak penjelasan guru yang sedang memberinya pelajaran politik. Pak Harun duduk tak jauh darinya dan tampak mengawasi hal tersebut sambil sesekali membuat catatan.
"...jadi Yang Mulia. Keadaan yang diperlihatkan pada abad pertengahan tadi berakhir dengan timbulnya Renaisans dan reformasi, yang membawa pembaharuan. Terutama dalam bidang budaya. Pada saat itu, masyarakat Eropa tidak mau lagi mengikatkan diri pada tradisi dan gereja. Reformasi yang ada juga di pengaruhi oleh penyebaran agama Islam melalui universitas-universitas mereka yang ada di Andalusia. Hal inilah yang di sebut sebagai mercu suar penembus kegelapan Eropa pada abad pertengahan.." jelas gurunya.
"Apa Perang Salib yang saat itu terjadi juga ikut mengambil bagian dalam perubahan ini?" tanya Ivan.