Dokter itu kelak terkenal sebagai bapak bayi tabung Indonesia.Â
Saya pun menyadari bahwa menikah adalah hal mudah yang bisa saya putuskan kapan dan di mana saja. Tetapi, mendapat orang seperti dokter yang dapat menemani saya merawat dan mendidik anak adalah hal yang sangat sulit.
Seburuk apapun keluarga yang dimiliki selama ada orang seperti dokter yang selalu memastikan agar anak yang ada di hadapannya bisa tumbuh menjadi manusia sehat, kuat dan bahagia; pasti akan ada kedamaian dalam hidup anak.
Dokter tidak lelah mengingati sebab akibat dan mengajari perbedaan sengaja dengan tidak sengaja sehingga bisa membedakan perbuatan benar dan salah.Â
Keluhan anak kecil didengar dengan diam dan sabar sehingga tidak membuat anak rendah diri.
Sekarang lapangan atau tanah kosong untuk anak bermain hampir tidak ada. Bermain perang-perangan itu mengajarkan saya bahwa kawan yang hari ini ketika keesokan hari jadi lawan bisa lebih beringas daripada lawan yang terus jadi lawan. Lawan hari ini besok bisa menjadi kawan yang luar biasa menyenangkan.Â
Membayangkan punya anak perempuan dan bebas bermain seperti saya dahulu membuat bulu kuduk merinding.
Membayangkan tuntutan pekerjaan yang membuat anak harus sering ikut pindah tempat tinggal, membuat kepala saya pusing.
Mama sangat beruntung mendapatkan dokter seperti itu.Â
Di depan sana entah ada masalah hidup tak terduga seperti apa yang menanti saya dan dokter.Â
Tidak sampai sebulan setelah hari itu, mama terkena kanker payudara dan hidup saya pun berubah dratis. Tetapi, karena sudah diperingati dokter maka saya bisa menjalani hari dengan ringan.Â