Loh,kok sama? Saya merasa bermimpi atau saya bertemu…Hantu? Ah, kalau hantu kok tidak seram seperti cerita Bik Yayuk atau Mang Kokos, mantan penjaga rumah di sini.
“Kita senasib,” katanya. “Sejak pulang sekolah, saya hanya ditemani Bibik saya. Biasanya langsung kemari untuk main dengan Flora dan Fauni. Tapi saya dengar ada orang di loteng, lalu ada cahaya dan kamu tahu-tahu jatuh dari lemari?”
Jatuh dari lemari? Saya bertambah bingung. Tetapi itu menjelaskan mengapa saya terluka.
“Kamu sekolah di mana?”
“Saya di SMP Santa Ursula, kelas satu. Kamu sekolah di mana?”
“SMP 216, Salemba,” jawab saya.
“ Masa ada SMP 216 Salemba, sebelah mana? Tidak pernah dengar!” tanyanya.
Saya merasa aneh. Masa warga Menteng tidak tahu SMP 216. Mungkin saja, dia dari luar kota.
“ Kamu menamakan boneka ini Flora dan Fauni? Saya menemukannya sudah bernama itu,” saya terus bertanya.
“ Dua boneka itu punya noni yang pernah tinggal di rumah ini. Zaman sebelum perang!” kata gadis itu membuat Adinda makin merasa aneh.”Dari dulu namanya memang Flora dan Fauni!”
“ Saya Adinda!” Saya mengulurkan tangan.