"Udah piketnya? Ayo balik gue anterin." Tawar Raga.
Arthur tidak menolak dia malah senang karena itu artinya ia tidak perlu berjalan atau mengeluarkan ongkos untuk pulang. Merekapun segera pergi ke parkiran, setelah naik dimotor Raga, Arthur sangat ingin membicarakan tentang suasana canggu yang masih terjadi diantara dirinya dan Siska. Namun, ia tahan karena ia tak mau memperpanjang masalah ini.
"Kalo mau ngomong, ngomong aja gausah di tahan-tahan." Ucapa Raga seperti cenayang.
Sontak Arthur kaget oleh penuturan Raga.
"Ngarang, cepet jalan nanti keburu hujan."
Setelah beberapa di jalan akhirnya mereka sampai dirumah Arthur. Di luar rumah ternyata ada ayah Arthur yang sedang menyiram tanaman.
"Kok baru pulang?" Tanya ayah Arthur.
"Heem, piket dulu. Raga mau mampir dulu atau langsung pulang?" Tanya Arthur.
"Enggak dulu deh, mau langsung pulang takut keburu hujan." Jawab Raga yang di balas anggukan oleh Arthur tanda mengerti.
"Ayah, Raga pulang dulu takut keburu hujan!" Teriak Raga kepada Ayah Arthur yang di balas oleh acungan jempol.
Raga kembal melajukan sepeda motornya menjauh dari rumah Arthur. Setelah motor dan pengemudinya tidak terlihat lagi Arthur segera masuk ke rumah.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, tumben telat ada ekskul emang?" Tanya bunda.