Siska yang masih kaget karena bagaimana bisa sahabatnya itu menjadi sahabat dari orang yang pernah ia buat tersiksa. sikap Sarah ia terkadang sangat cuek pada keadaan dan bahkan sangat jarang peduli pada orang-orang disekitarnya tapi kenapa ia sangat cepat berteman dengan Arthur itu yang masih menjadi tanda tanya besar di isi kepala perempuan itu.
"Sikap Sarah masih sama kok, cuek dan dingin bahkan terbilang masih belum berubah." Tutur Arthur yang seakan membaca pikiran Siska.
Kagetnya semakin menjadi-jadi saat mendengar penuturan Arthur, seketika Arthur bangun dari duduknya dan berjalan meninggalkan Siska yang kemudian tersadar bahwa ia di tinggal. Siska tahu bahwa Arthur diam-diam sudah mengetahui semuanya sungguh orang yang tidak dapat ditebak.
***
Sesampainya dikelas Arthur langsung di serang ribuan pertanyaan oleh Raga, kenapa ia tiba-tiba menghilang, kemana saja dia, dan pertanyaan sejenisnya. Semua pertanyaan dijawab Arthur dengan sabar.
"Satu lagi, kenapa lo bisa bareng Siska?" Yang di tanya hanya diam berpikir untuk tidak menjawab sembarangan.
"Ketemu pas jalan mau ke kelas, kayaknya dia dari toilet." Balas Arthur.
Raga hanya menjawab dengan muluh membentuk sebuah huruf O. Tak lama guru pun datang dan melanjutkan pelajaran.
Bel pulang berbunyi semua orang berhamburan keluar dari kelas masing-masing.
"Yuk balik." Ujar Raga sembari menepuk pundak seseorang disebelahnya.
Yang di ajak hanya mengangguk lalu membereskan semua alat tulis dan buku-bukunya kemudian berdiri dan berjalan menuju tempat parkiran, setelah sampai diparkiran mereka langsung pergi pulang. Raga langsung membawa motornya dengan kecepatan sedang, tak terasa sudah sampailah mereka dirumah Arthur.