Sebuah alarm berbunyi keras dikamar seorang pria muda yang masih tertidur pulas, perlahan ia membuka matanya yang sangat malas untuk terbuka itu mengingat hari ini adalah hari senin yang merupakan hari sakral bagi para pelajar. Lima belas menit berlalu Jika bukan karena gedoran pintu dan teriakan khas emak-emak di pagi hari pria muda ini tidak mungkin terbangun.
"Arthur!!! Cepet bangun, udah pagi nanti kamu telat." Teriak bunda Arthur sambil menggedor-gedor pintu kamar.
"Iya iya ini Arthur sudah bangun bun."
"whoaaa perasaan baru kemarin hari minggu, udah hari senin aja." Umpatnya sembari berjalan menuju kamar mandi.
Setelah mandi selama 15 menit dan sudah rapih dengan seragam ia langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil sarapannya, karena ia merasa sudah terlambat ia pun membekal sarapan.
"Yah, bun Arthur pergi dulu." Ucap Arthur yang di balas anggukan oleh kedua orang tuanya.
Setelah pamit dan membawa bekalnya Arthur berangkat ke sekolah dengan supir pribadinya lebih tepatnya tukang ojek.
Akhirnya dia sampai di sekolah setelah menempuh perjalanan selama 5 menit dari rumahnya, Arthur segera berjalan menuju kelasnya dan langsung di sambut oleh teman sebangkunya Raga Wiraksa orang yang sejak kelas 1 sekolah menengah pertama menjadi sahabatnya. Raga adalah orang yang sudah di anggap seperti kakak kandungnya sendiri.
Baru saja Arthur menyimpan tas ranselnya dan duduk, entah setan dari mana tiba-tiba datang dan menodong Arthur.
"Arthur!!! Pengen nyontek tugas pak wawan dong." Teriak Raga yang di akhiri oleh senyum khas orang mesum. Jika di kira kira wajah Raga sekarang seperti seorang om om pedofil.
"Dih, gak mau. Semalem lo ngapain aja, gue tau tadi malem lu gadang kan."
"Ngegame, hehe." Balas Raga sembari tersenyum memperlihatkan gigi-gigi nya.
"Gak." Balas Arthur singkat.