***
Hari ini yang paling ditakutkan Arthur kini tiba, hari terakhir Raga di kota ini sebelum pergi ke kota tempat ia akan menuntut ilmu lebih banyak, tempat dimana ia akan mendapat lebih banyak teman baru. Meskipun sangat berat Arthur tetap harus melepas sahabat karibnya itu untuk pergi mengejar mimpinya sama seperti dirinya sendiri.
"Hati-hati dijalan, terus jaga kesehatan, jangan bikin repot nenek ya." Ucap Mama Raga yang di balas anggukan.
"Semoga sukses, gue gabakal kangenin lo kok." Ucap Arthur dengan menahan bulir bening di matanya.
"Eits anda berbohong." Ujar Raga sembari menunjuk mata Arthur yang sudah berkaca-kaca.
Seketika Arthur membuang muka, ia harus merelakan kepergian sahabatnya yang satu ini.
"Udah cepet jalan." Ucap kakak Raga dengan nada seperti mengusir.
"Awas ya kalo nanti misuh-misuh pengen ketemu." Ancam Raga sambil menarik kopernya masuk kedalam mobil.
Raga sekarang sudah masuk kedalam mobil, ia diantar oleh supir pribadi. meskipun ia tahu suatu saat nanti ia akan kembali tapi rasanya sangat berat terlihat raut sedih dan tidak rela harus meninggalkan semua orang yang ada disekitarnya saat ini, lingkungan yang pasti akan ia selalu ingat.
Mobil yang ditumpangi Raga mulai melaju. Namun, setelah mobil berjalan tiba-tiba mobil yang ditumpanginya berhenti seketika Raga berlari keluar mobil seketika berhamburan memeluk orang-orang terkasihnya disertai derasnya hujan air mata disetiap orang yang ada disana.
Setelah acara berpelukan itu Raga kembali berjalan menuju mobilnya, sebelum masuk kedalam mobil ia menyeka bulir bening yang masih tersisa diwajahnya kemudian melambaikan tangannya dengan sebuah senyuman terukir diwajahnya, dibalas lambaian tangan oleh orang-orang yang ada disana setelah merasa cukup Raga kembali masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan ketempat dimana ia akan menganyam pendidikan yang lebih tinggi.