Mohon tunggu...
Hilaria Agustina
Hilaria Agustina Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMAS St Fransiskus Asisi Bengkayang

Traveling dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Problem Based Learning pada Materi Energi di Kelas X SMAS St Fransiskus Asisi Bengkayang

7 Maret 2024   08:00 Diperbarui: 7 Maret 2024   08:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Uji Normalitasχ² hitungχ² tabelHipotesisKesimpulan

Kelas Eksperimen5.95047,81H0 diterimaBerdistribusi Normal

Kelas Kontrol7.08277,81H0 diterimaBerdistribusi Normal

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa ternyata χ² hitung < χ² tabel, pada tahap 1 kelas eksperimen χ² 5.9504 < χ² 7,81 dan tahap 2 kelas kontrol χ² 7.0827 < χ² 7,81 maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji homogenitas varians. Dari hasil uji nilai post-test di tahap 1 kelas eksperimen dan tahap 2 kelas kontrol dengan menggunakan uji homogenitas diperoleh F hitung = 1,75 dengan F tabel = 1,81 berarti F hitung < F tabel = 1,75 < 1,81 dapat disimpulkan bahwa data nilai post-test tahap 1 kelas eksperimen dan tahap 2 kontrol adalah homogen.

 Uji Hipotesis (uji t satu pihak)

Hasil analisis uji normalitas dan homogenitas didapatkan data berdistribusi normal dan varian homogen, maka selanjutnya melakukan uji hipotesis yaitu “apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning lebih baik dari pada model konvensional pada materi energi di kelas XI SMAS St Fransiskus Asisi Bengkayang” dengan menggunakan uji t satu pihak. Kriteria pengujian satu pihak : Ho ditolak apabila : μ_E hitung ≥ μ_K tabel, Ho diterima apabila : μ_E hitung < μ_(K )tabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh dari nilai tes akhir (post-test) maka t hitung = 2,2571 dan t tabel = 1,6686, berarti t hitung 2,2571 > t tabel 1,6686, maka dalam keadaan ini H0 ditolak dan Ha diterima. Keputusan uji hasil belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning pada tahap pertama di kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional pada tahap kedua di kelas kontrol.

 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di kelas XI di tahap pertama yang diterapkan dengan model problem based learning dan di tahap kedua yang diterapkan dengan model konvensional pengolahan data diperoleh dari hasil belajar siswa dengan nilai tes akhir (post-test) dan aktivitas siswa setelah diterapkan dengan model problem based learning. Rata-rata nilai tes akhir (posttest) di tahap pertama kelas eksperimen yang diterapkan dengan model problem based learning adalah 74,88 dengan standar deviasi 12,95 dan di tahap kedua kelas kontrol yang diterapkan dengan model konvensional adalah 68,56 dengan standar deviasi 9,79. Hasil analisis data nilai tes akhir (post-test) dengan menggunakan uji t satu pihak. Kriteria pengujian satu pihak : Ho ditolak apabila : μ_E hitung ≥ μ_K tabel, Ho diterima apabila : μ_E hitung < μ_(K )tabel. Berdasarkan analisis data hasil perhitungan dari nilai tes akhir (post-test) didapatkan t hitung = 2,2571 dan t tabel = 1,6686, berarti t hitung 2,2571 > t tabel 1,6686, maka dalam keadaan ini H0 ditolak dan Ha diterima.

Keputusan uji hasil belajar siswa yang diajar dengan model problem based learning pada tahap pertama di kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model konvensional pada tahap kedua di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan model problem based learning berbeda dengan model konvensional yang sistem pembelajaran biasa yang guru ajarkan di SMAS St Fransiskus Asisi Bengkayang. Pembelajaran hanya ditekankan pada metode ceramah, siswa hanya mendengarkan penjelasan saja. Dalam menerapkan model problem based learning peneliti mengarahkan siswa untuk belajar aktif dan mencari tahu dari permasalahan yang diberikan. Siswa merasa senang terhadap cara belajar yang digunakan, tertarik dan tertantang untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan dalam bentuk LKS yang dibuat menarik sehingga membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan menarik minat belajar siswa. Permasalahan yang diberikan dalam LKS tersebut pada prinsipnya membentuk kemandirian, aktif, kreatif, kerja sama, rasa tanggung jawab, mampu untuk mengemukakan pendapat yang berpengaruh pada hasil belajar siswa, dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning diperoleh bahwa aktivitas siswa dinyatakan aktif dengan kriteria baik sekali diperoleh jumlah rata-rata 90.68.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun