Sehingga, warga tidak perlu terlalu panik dengan keadaan terluka akibat gigitan hewan liar, karena paling tidak diri mempunyai keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
3. Warga perlu memberikan vaksinasi berkala dan cek kesehatan rutin pada hewan peliharaan
Nah ini menjadi persoalan besar yang terus dikecil-kecilkan.
Sebagai contoh yang sudah sangat umum, kebanyakan warga tidak membawa hewan peliharaan tercinta ke dokter hewan untuk divaksinasi.
Anjing dan kucing peliharaan dibiarkan begitu saja. Bebas berkeliaran di dalam, bahkan sampai di luar rumah entah kemana.
Berkeriapan ayam di mana-mana, siapa tuannya juga tidak tahu adanya.
Sang majikan memeluk dan bercengkerama dengan hewan piaraan tersayang saat tiba di rumah setelah bekerja seharian. Bermain, bahkan sampai (maaf) mencium hewan kesayangan meluruhkan penat dan rasa lelah di raga.
"Padahal si kucing minum air di jamban toilet. Eh, si D dengan entengnya malah menciumi si kucing.
"Aku sudah bilangi D kalau kucingnya kotor. Minum air di jamban dan keluyuran seharian. Tapi dianya malah tetap cuek memeluk dan menciumi kucingnya," kata L, kakak perempuan saya, yang menceritakan tentang teman indekosnya dulu.
Hal yang sama juga terjadi pada tetangga dari kakak perempuan saya, E. Sang tetangga, P, yang seorang penjual nasi kuning dan beberapa penganan, dulunya memelihara beberapa kucing.Â
"Kucing-kucingnya dibiarkan begitu aja. Keluyuran semaunya, sesukanya. Berak dan pipis sembarangan. Vaksinasi kucing? Kayaknya nggak deh. Aku cuma sekali aja beli nasi kuningnya. Setelah Itu nggak lagi. Jijik rasanya membayangkan kucing-kucing wara-wiri di rumahnya saat masak," E berkisah suatu kali.
Kesadaran warga untuk memvaksinasi hewan piaraan penting adanya demi kesehatan warga sekitar dan juga terutama anggota keluarga sendiri.