"tante, kita duluan ya, masih ada urusan" pamit Zara
"kok cepet banget Zara? Nathan nya belum dateng loh" jawab Anita
"gapapa tan, nanti titip salam aja sama Nathan ya, soalnya kita mau sholat dulu terus ngerjaiin tugas" jawab Zara
Anita mengangguk tersenyum, setelah itu mereka berlalu meninggalkan Anita dan Talia. Sesaat mereka pergi Nathan pun kembali dari toilet.
"Nath kok lama banget sih? Temen kamu baru aja pergi" ujar Anita
"temen? Siapa ma?" Tanya Sabiru
"Zara, Alia sama Yuna. Tadi kami duduk bareng disini, lo sih lama" jawab Talia
"Zara?" Tanya Sabiru kaget
"iya, lucu ya dia. Masa tadi temennya ngira Talia itu adik kamu, jadi mama bilang bukan adik tapi calon" kekeh Anita
"mama bilang gitu ke Zara?" Tanya Sabiru. Ia panik dan mersaa bersalah, sudah tentu Zara akan memikirkan yang tidak-tidak teradap dirinya dan Talia. Padahal ia murni menganggap Talia seperti saudaranya. Setelah menyelesaikan makan siang mereka, dan mengantarkan mamanya dan Talia pulang, Sabiru berusaha menelpon Zara namun tak kunjung mendapatkan jawaban
"Zar, angkat dong telponnya. Daritadi loh dia nelpon kamu" pinta Alia