Ilmu bahagia dimulai dengan pandangan Ki Ageng Suryomentaram bahwa di seluruh dunia, tidak ada sesuatu yang pantas dicari, atau ditolak mati-matian. Ilmu bahagia membahas mengenai hakikat kebahagiaan, yaitu kebahagiaan yang terlepas dari keinginan. Kebahagiaan diperoleh dengan menjadi pengawas dari keinginannya sendiri. Ilmu bahagia menjadi dasar pembahasan dalam menyusun konsep manusia Ki Ageng Suryomentaram.
2. Â Ukuran Keempat (Ukuran Kaping Sekawan)
Ukuran keempat merupakan istilah Ki Ageng Suryomentaram untuk menyebut dimensi dimana manusia bisa merasakan rasa dirinya sendiri dan juga rasa orang lain. Di dalam dimensi ini, seseorang sudah terbebas dari pergulatan senang dan susah yang silih berganti. Ukuran keempat adalah sebuah dimensi dimana manusia mencapai tahap pemahaman si pengawas dirinya sendiri.
Salah satu piranti dalam rasa seseorang yang dapat digunakan untuk memahami rasa orang lain terdapat dalam ukuran keempat (ukuran kaping sekawan). Dalam kawruh jiwa ditekankan"memehami beberapa hal penting yang menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam bermasyarakat atau memahami orang lain."Piranti tersebut adalah:
a) Â Bunga Susah
Bunga susah merujuk pada siklus emosi yang dialami manusia, di mana perasaan senang (bungah) dan perasaan susah (susah) saling bergantian. Ki Ageng menekankan bahwa tidak ada perasaan yang bersifat permanen; kehidupan selalu dipenuhi dengan perubahan. Setiap individu mengalami momen kebahagiaan dan kesedihan, yang merupakan bagian dari perjalanan hidup. Dalam konteks ini, bunga mencerminkan kebahagiaan yang bersifat sementara, sedangkan susah menunjukkan tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Ki Ageng, penting bagi manusia untuk menyadari bahwa kesedihan tidaklah abadi. Ketidakpastian dalam mencapai keinginan sering kali menimbulkan rasa susah, namun hal ini tidak seharusnya menghalangi individu untuk terus berusaha meraih kebahagiaan. Siklus ini diibaratkan sebagai proses alami yang harus dilalui oleh setiap orang, di mana setiap pengalaman membawa pelajaran berharga.
b) Â Raos Sami
Konsep raos sami menggarisbawahi kesamaan pengalaman emosional antar manusia. Ki Ageng Suryomentaram percaya bahwa setiap individu memiliki perasaan yang sama---baik itu rasa senang maupun rasa sedih. Hal ini menciptakan ikatan empati di antara sesama manusia. Dalam ajarannya, ia menekankan bahwa memahami perasaan orang lain adalah kunci untuk mencapai kedamaian batin.
Raos sami menunjukkan bahwa meskipun latar belakang dan pengalaman hidup seseorang berbeda-beda, inti dari perasaan manusia tetap serupa. Dengan menyadari hal ini, individu dapat lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan yang harmonis. Kesadaran akan raos sami juga membantu mengurangi egoisme dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
c) Â Raos Langgeng