Prinsip ini mengajak individu untuk bertindak dengan bijaksana, mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan, dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap situasi. Samesthine mengandung makna mendalam tentang tanggung jawab dan keadilan.
6. Â Sak-penake (seenaknya)
Prinsip sakpenake mengajak individu untuk menjalani hidup dengan cara yang wajar dan tidak berlebihan. Ki Ageng Suryomentaram, seorang filsuf Jawa yang lahir pada akhir abad ke-19, mengembangkan prinsip Sakpenake sebagai bagian dari filosofi Kawruh Begja atau ilmu kebahagiaan. Ia menekankan bahwa hidup seharusnya dijalani dengan cara yang nyaman, tidak terjebak dalam ambisi berlebihan atau keinginan yang tidak realistis.
Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap tindakan harus dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keseimbangan. Sakpenake mengandung makna penting tentang bagaimana kita seharusnya menghadapi kehidupan.
Konsep Pangawikan Pribadi
   Pangawikan pribadi adalah proses introspeksi yang mendalam untuk memahami diri sendiri. Ki Ageng Suryomentaram percaya bahwa untuk mencapai kebahagiaan, seseorang harus mengenali dan mengendalikan keinginan yang sering kali menjadi sumber ketidakbahagiaan.Â
Dalam ajarannya, ia menyatakan bahwa keinginan yang tidak terkontrol dapat mengarah pada penderitaan dan konflik batin. Dengan memahami diri sendiri, individu dapat menemukan keseimbangan antara keinginan dan kenyataan hidup.
Pangawikan pribadi bertujuan untuk mengendalikan keinginan pada:
1. Â Semat
Keinginan adalah sumber utama ketidakbahagiaan menurut Ki Ageng Suryomentaram. Dalam konteks ini, semat merujuk pada keinginan yang sering kali tidak terukur dan berlebihan. Ketika seseorang terjebak dalam keinginan semata, baik itu keinginan materi maupun status mereka cenderung kehilangan arah dan tujuan hidup.
Ki Ageng Suryomentaram menekankan pentingnya menyadari bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi. Dengan memahami diri sendiri melalui pangawikan pribadi, individu dapat memisahkan antara keinginan yang benar-benar penting dan yang hanya bersifat sementara atau dangkal. Hal ini membantu mereka untuk tidak terjebak dalam siklus mengejar hal-hal yang tidak membawa kebahagiaan sejati.