Bu Shinta diam. Tatapannya dia alihkan pada Hardi.
"Sejak saat itu, aku sebut terus Shinta sebagai anak setan yang menjadi terbujuk setan hingga akhirnya dia simpan benih anak setan lainnya. Shinta sempat dirawat di rumah sakit jiwa. Dia tak sanggup menaggung malu. Hingga akhirnya Hardi lahir dan aku titipkan pada teman lamaku di Wates."
"Maksud nenek?"
"Iya, Hardi menjadi laki-laki baik. Ibu tak mau pertemukan Hardi dan Shinta, ibu takut Shinta kembali kalap, kembali meluap amarah dan melukai Hardi. Maka ketika Hardi di sini, tanpa ijin ibumu, nenek ijinkan kalian menikah. Kalian manusia baik. Menikahlah"
Aku tak sanggup berkata apa-apa, apakah aku yang menjadi penyambung? Atau justu Hardi yang menyebabkan semua kembali tersambung? Atau Tuhan punya maksud lain untuk memutus rantai gila dan kebencian Bu Shinta?
Akan kutempuh perjalanaku, baik atau buruk, Tuhan sang sutradara.
#Bandung, 16 April
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H