Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Drama Karma Mama

16 April 2020   09:57 Diperbarui: 16 April 2020   16:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu di amphiteater, Rudi sengaja memanggil Shinta. Sebagai ketua laboratorium, Rudi punya kunci cadangan semua ruangan di Gedung Amphiteater dan Laboratorium yang terletak pada satu Gedung, yaitu Gedung C Universitas Wijaya Kasih.

Dulu belum diletakkan CCTV, maka Rudi bebas menggauli Shinta. 

"Aku janji Shin, aku akan bertanggung jawab. Kau adalah perempuanku, tak boleh ada satu laki-lakipun menyentuhmu."

Shinta selalu ingat janji Rudi. Setiap hari Rudi ada untuk Shinta. Puluhan bahkan mungkin ratusan kali, Rudi menggagahi Shinta dengan alasan suka sama suka. Rudi pintar mengatur waktu.

Hingga sampai akhirnya mereka wisuda pun, perbuatan bejat mereka aman terkendali.

Pihak kampus tidak tahu bila Amphitheater adalah hotel sewaan Shinta dan Rudi selama empat tahun mereka merajut kasih.

Pak Sigit dan Bu Tina sebagai orang tua Shinta pun tak pernah tahu bila Shinta sudah tidak bisa menjaga keperawanannya. 

Pak Sigit yang sudah sibuk dengan keluarga barunya, hanya transfer uang setiap bulan untuk keperluan Shinta. Uangnya memang besar, kata Pak Sigit sebagai uang tebusan karena Shinta marah dengan perceraian Ibu dan Bapaknya, karena marah dengan perselingkuhan Pak Sigit dan Tante Hana.

Semenjak itu kebersamaan dengan Rudi menjadi alasan bagi Shinta bila Bu Tina mulai komplain. Shinta malas mendengar Bu Tina marah-marah, kesal bahkan seringkali kekesalannya dilemparkan ke Shinta yang tidak tahu menahu.

"Dasar anak setan kamu Shin, tengah malam baru pulang. Mau jadi apa kamu? Lonte?"

"Bu...ini Shinta, anak ibu. Tega sekali ibu katakan Shinta anak setan. Ibu boleh benci Bapak tapi tidak boleh benci Shinta bu. Kalau memang ibu keberatan Shinta pulang malam, kan bisa bicara baik-baik Bu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun