Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Drama Karma Mama

16 April 2020   09:57 Diperbarui: 16 April 2020   16:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hmm, ini hmmm ngapain kamu di sini?"

"Robert , aku mau bertemu Robert. Mana Robert?"

"Aku. Aku Robert Shin." Rudi menunduk dan menarik tangan Shinta.

Shinta terperanjat, tidak percaya dengan yang dia lihat dan dia dengar.

"Anjing kamu ya, brengsek. Katamu ada meeting dengan pemilik caf, kamu tinggalkan aku begitu saja persis saat kamu tinggalkan aku waktu kamu menikah dan sekarang rupanya kamu bermain gila lagi dengan perempuan dan itu aku, Ayu."

"Sorry Yu, eh Shin. Aku tak bermaksud hmm'"

"Diam kamu setan. Aku benci sama kamu. Katamu kau akan menikahi aku setelah kau urus perceraianmu dengan dia. Pembohong". Shinta murka, dia tak bisa tutupi amarahnya, uang serratus lima puluh juta yang sudah di transfer melalui Tanti dan serratus juta rupiah yang disimpan di laci sungguh tak bernilai.


Shinta berlari, namun Rudi alias Robert berhasil menahannya. Rudi kalap lantas tak sengaja Rudi menampar Shinta, sialnya Shinta balas menampar Rudi yang kemudian Rudi hilang kendali dan dicekiknya leher Shinta.

Tangan kanan Shinta masih memegang handphone, tangkapan layar terlihat bahwa Shinta sedang menyimpan nomor Bang Jali, tak sengaja pula jempol shinta menekan tanda hijau dan tersambunglah pada Bang Jali.


"Arghh, arghhh ... aaammmmpuuun Rud"
"Kamu pikir kamu saja yang bisa kasar?"
"Aammmmm..."

Bang Jali yang masih mangkal di sekitar The Stones Hotel panik. Dia bergegas menuju resepsionis dan melaporkan bahwa ada kekerasan di salah satu kamar hotel namun Bang Jali tidak tahu kamar nomor berapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun