Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Drama Karma Mama

16 April 2020   09:57 Diperbarui: 16 April 2020   16:44 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Karena salah satu perjanjiannya itu Shin. Ngerti ga sih kamu. Aku terpaksa, terpaksa."

Bahasa tubuh Rudi sudah berbeda, kalau saja diteruskan pembicaraannya bisa-bisa Rudi banting setir dan kembali ke apartment. 

Aku tak boleh bawa laki-laki lain ke apartment, kalau Om Yoseph tahu, dia akan usir aku dari apartmentnya walaupun sudah tertulis namaku di sertifikatnya.

Aku buka kancing baju Rudi. Montblac Legend menusuk hidung, seketika endorfin Shinta meningkat tajam, dia kecup ujung bibir Rudi. Rudi masih fokus ke jalanan. 

Shinta tambah kekuatan, kali ini dia gigit sedikit hingga Rudi berteriak.

"Aww, sakit Shin."

Tepat di lampu merah Soekarno Hatta, Rudi tarik dagu Shinta, lalu Rudi balas permanian Shinta, hingga Shinta terengah-engah. Lampu merah Soekarno hatta bisa sampai 10 menit dan hijau hanya 1 menit. Maka Rudi tidak sia-siakan kesempatan itu, dia tarik rem tangan lalu mendorong Shinta hingga menempel dengan jok mobilnya. 

Dilumat habis bibir Shinta.

Malam itu Shinta sengaja menggunakan jins belel sobek-sobek  dan kaos dengan model V Neck. Dalam sekejap saja membuat mata Rudi terbuka lebar, separuh dada Shinta langsung terlihat.

Rudi turunkan sedikit kerah V Neck Shinta, tanpa petunjuk dan arah jalan, dia pelintir puting Shinta dengan lembut.

Dari jaman kuliah, Shinta akan minta ampun kalau Rudi sudah melakukan hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun