Sambil berusaha sedikit menyeret Asti yang terus meronta, Bang Parta perlahan menyingkir.
“ Permisi, Tuan. Sekali lagi..maafkan dia..”
“ Beneran,...nggak papa kok,..Bang..”
“ Silahkan Tuan kembali jalan,..Sudah begitu malam,..Tuan tampak kelelahan juga..”
Aku hanya mengangguk pelan. Memang, aku lelah sekali. Beringsut..semakin lama sosok mereka perlahan menyingkir. Masih terdengar sayup suara penolakan Asti,..bersambut dengan hardik sang lelaki yang terlihat begitu keras namun ..sekali lagi..tak tersirat menyakiti. Kubiarkan bayangan dan sayup suara mereka itu hingga benar-benar tak terdengar, setelah bayangan mereka menghilang tertelan sebuah gang sempit di tepi jalan ini, juga remangnya malam.
Lunglai langkah kakiku kembali menuju kendaraanku. Kunyalakan mesin kembali, hari memang telah meliuk jauh malam. Parta benar, sebaiknya aku pulang. Hmm..Parta, ..dasar lelaki bodoh! Eh,..siapa? aku?..Parta? Hmmph! Dua-duanya, terjebak dalam perasaan tak berguna!
Hoaahmm! Aku benar-benar letih sekali. Segala-galanya. Harus segera tiba di rumah. Rumah yang pasti kini gulita karena tak ada lampu yang dinyalakan, sebab Anita tak ada lagi. Ah,..lengang pasti, seperti jalanan ini. Baguslah! Aku akan bebas kembali,... lalu menghempaskan diri dalam tidur yang panjang,..panjaang, hingga segalanya terlupakan.
***
Dan kini,..telah menginjak malam yang ketiga sejak aku meniatkan hati untuk lari. Menjauh..pergi..terbang..sesuka hati..., membuang segala cerita yang secara nyata telah aku jalani selama hampir setahun ini. Enyahkan mimpi,..menghapus segala sisa bilur-bilur luka membekas pada tiap sudut rumah ini.
Merayakan kemenangan,..oh..tunggu, kemenangan atau kekalahan? Tidak! Aku harus yakinkan diri bahwa aku telah menang. Aku telah tunjukkan pada Anita, wanita angkuh itu, bahwa ia tak berarti lagi bagiku,..telah bersiap diri tentang datangnya waktu ini, saat dia akan pergi...dan pernikahan palsu ini diakhiri.
Pergilah Anita...sejauh-jauhnya, tak usah kembali lagi. Tak ada lagi cinta itu untukmu,...tak ada tersisa! Terkubur, terpendam,...tak akan pernah bersemi lagi meski hanya dalam mimpi!